Universitas Cabut Gelar Doktor Schavan
6 Februari 2013
Universitas Düsseldorf mencabut gelar Doktor milik Menteri Pendidikan dan Riset Jerman Annette Schavan sehubungan kasus plagiat disertasi doktornya. Ini diumumkan Dewan Fakultas Filosofi Universitas Düsseldorf Selasa (05/2) malam, seperti disampaikan Ketua Dekan Bruno Bleckmann. Dalam disertasinya, "ditemukan kutipan kata-kata dari teks lain yang tidak disebutkan asalnya dalam konteks menentukan.“
Bleckmann menegaskan, kekerapan dan konstruksi pengambilan kata-kata serta tidak disebutkannya sumber dalam catatan kaki dan daftar pustaka, menurut Dewan Fakultas memberi gambaran keseluruhan, bahwa Schavan secara sistematis dan dengan sengaja seolah membagi hasil pemikirannya dalam seluruh disertasi, yang pada kenyataannya bukan hasil pemikirannya sendiri.“ Lebih lanjut dikatakan Bleckmann sebagai alasan, „Pernyataan Schavan tidak dapat mengurangi gambaran ini. Oleh karena itu Dewan Fakultas menyimpulkan pekerjaan itu sebagai manipulasi sengaja dengan cara plagiat.“
Schavan sebelumnya selalu menyatakan, dalam disertasinya ia kemungkinan besar melakukan kesalahan kecil, tapi bukan plagiat ataupun manipulasi. Tapi setelah pengujian mendasar, hasil disertasi Schavan pada Fakultas Ilmu Pendidikan yang meraih angka „sangat bagus,“ dinilai berbeda oleh Dewan Fakultas Universitas Düsseldorf. Dewan Fakultas yang beranggotakan 15 orang itu mengambil keputusan mencabut gelar doktor Schavan, dengan mayoritas besar.
Schavan ajukan gugatan ke Pengadilan
Menteri Pendidikan Annete Schavan sementara ini tidak akan mundur. Ia akan menentang pencabutan gelar doktor oleh Universitas Düsseldorf lewat hukum, dikatakan Schavan Rabu (06/2) di Yohannesburg. „Keputusan Universitas Düsseldorf tidak akan saya terima dan saya mengajukan keberatan untuk itu.“ Saat ini Schavan sedang berada untuk kunjungan lima hari di Afrika Selatan.
Dengan pencabutan gelar doktor, Schavan tidak lagi memiliki gelar akademis. Karena ia sebelumnya tidak memiliki gelar Magister (gelar setara Master dari fakultas jurusan ilmu-ilmu sosial-red.). Selasa (05/2) malam Schavan lewat pengacaranya sudah mengajukan keberatan atas keputusan tersebut. Ia punya waktu satu bulan untuk mengajukan keberatan pada Pengadilan Administrasi di Düsseldorf. Proses tersebut dapat berlangsung berbulan-bulan dan melewati berbagai instansi. Jadi keputusan Universitas Düsseldorf belum keputusan secara hukum.
Rekan-rekan dari partai Schavan Uni Kristen Demokrat (CDU) menyampaikan pengertian untuk langkah tersebut dan tetap mendukungnya. Wakil fraksi CDU Michael Kretschmer menyebutnya sebagai „kampanye yang bermotif politis terhadap menteri pendidikan dan riset yang amat berhasil.“ Sementara politisi dari bidang pendidikan partai liberal demokrat FDP menekankan, sampai berakhirnya sebuah penjelasan pengadilan, tetap berlaku asumsi tidak bersalah.
Masih Mampu Bertindak sebagai Menteri?
Meski demikian dipertanyakan, apakah Annette Schavan yang berusia 57 tahun dalam situasi ini dapat tetap bertahan sebagai menteri untuk Pendidikan dan Riset. Politisi dari partai-partai oposisi menilai kemunduran Schavan tidak dapat dihindari lagi. Ketua partai sosial demokrat SPD Sigmar Grabriel bersikap menahan diri dengan mengatakan, "mengenai konsekuensinya ia harus mempertimbangkan itu sendiri.“
“Saya tidak dapat membayangkan, bagaimana seorang menteri pendidikan dengan kekurangan semacam itu dapat memerintah di Jerman,“ dikatakan Steffi Lemke, pimpinan operasional Partai Hijau. Sementara juru bicara politik penelitian Fraksi Partai Kiri di Bundestag, Petra Sitte memandang citra jabatan itu terancam. „Ibu Schavan seharusnya menarik sendiri konsekuensi dan mengurangi rusaknya citra jabatan menteri untuk pendidikan dan riset.
Bagi Kanselir Jerman Angela Merkel, mundurnya Schavan 9 bulan sebelum pemilihan umum di Jerman adalah kehilangan besar. Schavan dikenal sebagai orang kepercayaan Merkel dan sebagai salah penopangnya dalam kabinet. Dua tahun lalu Merkel sudah kehilangan seorang menteri sehubungan kasus disertasi. Kala itu Menteri Pertahanan Karl-Theodor zu Guttenberg mundur, setelah terungkap bahwa ia mengutip seluruh alinea dalam karya disertasinya.