Satu Bayi Milik Tiga Orang
5 Juni 2014Walau belum ada manusia yang mencoba prosedur bayi tabung dari DNA tiga manusia ini, pembuat kebijakan bidang reproduksi di Inggris mengatakan teknik tersebut sepertinya aman. Kesimpulan ini berdasarkan tes laboratorium dan eksperimen dengan hewan.
"Hingga ada bayi sehat yang dilahirkan, kami tidak bisa mengatakan 100 persen, bahwa teknik ini aman," kata Dr. Andy Greenfield ketua panel yang menyusun laporan tersebut.
Teknik ini bertujuan untuk mencegah para ibu meneruskan penyakit genetika yang berpotensi fatal kepada bayinya dan mengubah sel telur atau embrio sebelum mentransfernya ke rahim sang ibu.
Inggris yang pertama
Metode ini baru diijinkan untuk penelitian laboratorium. Tetapi departemen kesehatan Inggris mengatakan, ada harapan undang-undang baru yang mengijinkan teknik ini bagi pasien akan diberlakukan akhir tahun ini.
Jika disetujui, Inggris akan menjadi negara pertama di dunia yang mengijinkan embrio untuk dimodifikasi secara genetika dengan teknik ini. Namun banyak kritik yang menganggap penelitian tersebut sebagai tidak etis dan memperingatkan akan bahaya yang belum diketahui.
Marcy Darnovsky dari Center for Genetics and Society di Amerika Serikat berpendapat, embrio yang diciptakan dengan cara tersebut bisa "menggoda" peneliti dan orang tua untuk menggunakan teknik yang sama untuk memperoleh designer baby atau bayi sesuai pesanan.
Metode ini rencananya akan diterapkan pada belasan perempuan Inggris setiap tahun, jika undang-undang baru diloloskan. Para perempuan tersebut, khususnya mengalami kelainan pada mitokondria, organ tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup.
Kelainan pada kode genetika mitokondria bisa menyebabkan penyakit seperti distrofi muskular, masalah jantung dan retardasi mental.
Gen dari tiga orang
Teknik ini memindahkan DNA nukleus dari sel telur seorang calon ibu dan memasukkannya ke dalam sel telur donor, yang tidak lagi memiliki DNA nukleus. Ini bisa dilakukan sebelum atau sesudah pembuahan.
Jadi embrio yang dihasilkan adalah kombinasi dari DNA nukleus kedua orang tuanya dan DNA mitokondrial sang donor. Para ilmuwan mengatakan, DNA dari sel telur donor jumlahnya kurang dari 1 persen dari gen embrio tersebut.
Namun, perubahan ini akan diteruskan kepada generasi berikutnya. Ini modifikasi genetika besar-besaran yang sulit untuk didukung banyak ilmuwan dan pakar etika.
Awal tahun ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) bertemu untuk membicarakan teknik tersebut dan para peneliti memperingatkan akan butuh puluhan tahun untuk menentukan apakah metode ini benar-benar aman.
vlz/hp (ap, rtr)