1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KSAD Dudung Abdurachman: Satgas Tidak Harus Perangi KKB

25 November 2021

Kepala Staf TNI AD (KSAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman, mengingatkan para prajurit yang bertugas di Papua agar menyayangi masyarakat setempat dan jangan pernah menyakiti hati masyarakat.

https://p.dw.com/p/43RWc
KSAD TNI Jenderal TNI Dudung Abdurachman
KSAD TNI Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengatakan tolok ukur keberhasilan tugas seorang prajurit TNI ialah disayangi, dicintai, dibanggakan, dan dikagumi oleh rakyat PapuaFoto: Agung Pambudhy/detikcom

Kepala Staf TNI AD (KSAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman, memberi instruksi terkait kepada prajurit yang bertugas di Papua. Dia meminta para prajurit menyayangi dan tidak menyakiti hati masyarakat setempat.

"Jangan sedikit pun berpikir untuk membunuh, kalian harus sayang masyarakat dan kalian harus tunjukkan rasa sayang kepada masyarakat Papua. Kamu harus baik pada masyarakat Papua, jangan menyakiti hati mereka," kata Jenderal Dudung di Timika, Papua, seperti dilansir Antara, Rabu (24/11).

Dia menyebut kedatangannya ke Papua dalam rangka mengunjungi Satuan Tugas Operasi di Papua guna mendengarkan berbagai masukan dari prajurit dan mencari solusi mengatasi kesulitan yang dihadapi para prajurit dalam melaksanakan tugas operasi di Papua.

Instruksi Jenderal Dudung juga terkait penanganan terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Dia meminta agar prajurit TNI mampu merangkul kelompok bersenjata agar mereka bisa kembali ke pangkuan NKRI.

"Satgas tidak harus memerangi KKB, namun mereka perlu dirangkul dengan hati yang suci dan tulus karena mereka adalah saudara kita. Keberhasilan dalam tugas bukan diukur dengan dapat senjata namun bagaimana saudara kita bisa sadar dan kembali ke pangkuan NKRI," ujar dia.

Dia juga berpesan kepada para prajurit TNI AD yang bertugas di Papua membaktikan diri kepada bangsa dan negara, serta menjaga dan melindungi masyarakat Papua.

"Bila kalian selesai Satgas dan masyarakat menangisi kalian karena masih ingin kalian tugas dan tinggal bersama-sama dengan mereka, berarti kalian sudah berhasil merebut hati dan simpatik masyarakat Papua," ujar dia.

Hal itu disampaikannya saat memberikan pengarahan kepada prajurit TNI AD, Persit KCK dan Satgas Yonif PR 328/Dirgahayu di Markas Batalion Raider 754/ENK20/3 Kostrad, di Timika, Papua, Selasa (23/11).

Usai memberikan pengarahan kepada para prajurit TNI AD di wilayah Timika, KSAD melanjutkan kunjungan kerja ke Jayapura, ibu kota Provinsi Papua.

Kunjungan ke Timika itu merupakan kunjungan perdananya ke Papua sejak dilantik menjadi KSAD oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (17/11) di Istana Negara, Jakarta.

Dudung disambut Pelaksana Harian (plh) Kepala BIN Daerah Papua, Mayor Jenderal TNI Napoleon, Komandan Korem 174/Anim Ti Waninggap, Brigadir Jenderal TNI Bangun Nawoko, dan lain-lain saat tiba di Bandara Mozes Kilangin di Timika.

Sikap Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa juga sempat menyampaikan soal pendekatan berbeda untuk menangani KKB Papua. Hal itu disampaikan saat 2 anggota TNI menjadi korban penembakan teroris KKB di Kabupaten Yahukimo, Papua.

"Kalau penembakan itu adalah hal yang akan saya perubahan sesuai dengan apa yang saya sampaikan sesuai dengan fit and proper test memang itu rencana saya," kata Andika kepada wartawan di Mabes Angkatan Laut (AL), Cilangkap, Jakarta, Senin (22/11).

Sertu Ari Baskoro gugur akibat penembakan yang terjadi pada Sabtu (20/11). Sedangkan satu anggota lainnya telah diterbangkan ke Jayapura untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Andika mengatakan evaluasi dilakukan agar penanganan KKB lebih efektif. Andika akan memberi orientasi baru kepada satuan-satuan di TNI.

"Tapi yang jelas kemarin itu juga bukan sesuatu yang saya kaget, terus terang tidak, karena kita kan juga sudah mengamati tapi kita harus melakukan satu pendekatan yang berbeda sehingga saya berharap juga akan lebih efektif," ujarnya.

"Sementara karena saya akan juga orientasi satuan internal termasuk penanganan penanganan operasi di seluruh Indonesia," imbuhnya.

Andika berencana ke Papua pekan depan. Andika ingin mempercepat vaksinasi di Papua hingga membahas konsep baru penanganan teroris KKB.

"Mudah-mudahan minggu depan, saya akan ke Papua. Saya akan umumkan di sana. Pasti itu, tadi utamanya itu tadi termasuk itu (penanganan KKB)," ujar Andika saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (23/11).

Andika mengatakan dirinya dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah membahas detail konsep baru dalam menangani KKB. Diketahui, TNI-Polri bersama-sama menumpas KKB di Papua melalui Satgas Operasi Nemangkawi.

"Karena di sana juga kan ada overlapping tugas yang kita lakukan berdua. Atau dua institusi TNI dan Polri, dan itu kita bahas cukup detail tadi," kata Andika.

Rencana TNI sikapi isu Papua

Wakil Ketua DPR RI Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan Andika berencana tidak lagi memakai pendekatan perang dalam menangani isu Papua. Dia menyebut Andika akan memakai pendekatan yang lunak.

"Prinsip beliau disampaikan tadi bagaimana memenangkan pertempuran tanpa peperangan," ujar Lodewijk kepada wartawan, Sabtu (06/11).

"Artinya, ada pendekatan lunak yang dia lakukan, pendekatan sosial yang dilakukan. Ujung-ujungnya masalahnya juga bisa diselesaikan. Kita berharap demikian," sambungnya.

Andika disebut akan menyelesaikan konflik di Papua dengan memanfaatkan operasi pembinaan teritorial. Dia mengatakan TNI lebih mengedepankan komunikasi.

"Andalan dia bukan satuan tempur, tapi satuan-satuan teritorial yang digelar, mulai Babinsa, Tamtama, dan Kodim, dan itu yang diperkuat," terang Lodewijk.

Lodewijk mengklaim Andika Perkasa sudah mulai menyiapkan satuan teritorial di Papua. Para prajurit dilakukan seleksi khusus terlebih dahulu.

"Pak Andika sudah mulai dengan menggelar satuan-satuan teritorial di sana, karena diambil dari seluruh prajurit Angkatan Darat, tentunya diseleksi karena berbicara, ada kriteria khusus bagi seorang prajurit," tuturnya. (Ed: ha/pkp)

Baca selengkapnya di: Detik News

Instruksi Jenderal Dudung agar KKB Papua Dirangkul Bukan Diperangi