Jerman Siap Bantu Rekonstruksi Libya
8 Januari 2012"Kami berada di sisi Libya yang baru," ujar Westerwelle kepada wartawan di hari kedua lawatannya ke Libya. Ia memulai lawatan ke Afrika Utara di Aljazair dan ditutup dengan Tunisia. Westerwelle menilai aspek utama dalam kerjasama dengan Libya pasca-Gaddafi adalah di bidang ekonomi. Namun Jerman juga siap membantu pembangunan struktur demokrasi di Libya. Lawatan ke Libya menjadi yang tersingkat, menandai berkurangnya pengaruh Jerman di negara tersebut setelah Berlin menolak berpartisipasi dalam kampanye serangan udara NATO yang turut menyingkirkan rezim Gaddafi.
Dalam lawatan ke Aljazair, Westerwelle menyebutkan sejumlah tantangan yang harus dihadapi pemerintahan interim Libya selepas kediktatoran selama 42 tahun. Pemerintah Libya harus melucuti kekuatan pemberontak yang memerangi kekuatan Gaddafi, mengintegrasikan anggota militan menjadi militer Libya, dan menegakkan hukum. Intinya menurut Westerwelle, tantangan utama yang harus dihadapi adalah menciptakan masyarakat yang majemuk.
Sejak penggulingan Gaddafi, Jerman telah membantu Libya dengan cara non-militer. Lebih dari seribu orang yang terluka mendapat perawatan di rumah sakit Jerman. Berlin juga membantu Tripoli dalam menjaga maupun menghancurkan senjata dan amunisi. Perdana Menteri interim Libya, Abdel Rahim al-Kib, telah mengungkapkan ketertarikan akan keahlian Jerman di bidang teknologi energi terbarukan.
dpa/afp/Carissa Paramita
Editor: Ayu Purwaningsih