1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanIndonesia

COVID-19 Melonjak, Jakarta Sedang Tak Baik-Baik Saja

18 Juni 2021

Beberapa indikator yang menunjukkan Jakarta sedang tak baik-baik saja adalah kasus infeksi COVID-19 yang melonjak drastis dan keterisian tempat isolasi pasien yang kian menipis.

https://p.dw.com/p/3v8Xa
Petugas kesehatan dengan APD lengkap di rumah sakit darurat Jakarta, Kamis (17/06)
Petugas kesehatan dengan APD lengkap di rumah sakit darurat Jakarta, Kamis (17/06)Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS

Jakarta sedang tak baik-baik saja. Virus corona mulai merajalela lagi setelah libur Lebaran.

Pesan Jakarta sedang tak baik-baik saja disampaikan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Kamis (17/06). Fadil berbicara demikian karena sejumlah kondisi.

"Sampaikan kepada masyarakat, Jakarta sedang tidak baik-baik saja," kata Irjen Fadil Imran. Fadil Imran mengatakan angka COVID-19 di Jakarta mengalami peningkatan. Bed occupancy ratio (BOR) di Wisma Atlet juga mengalami kenaikan.

Jumlah pasien yang masuk rumah sakit akibat COVID-19 masih meningkat.

Fadil Imran berpesan kepada masyarakat untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan. Masyarakat diminta tidak abai akan protokol kesehatan agar terhindar dari COVID-19. "Angka COVID terus naik, BOR terus naik, jumlah orang yang masuk rumah sakit masih meningkat," katanya.

"Mari jaga diri, jaga keluarga supaya taat prokes, supaya kita cepat keluar dari persoalan pandemi ini," ujarnya. Berikut indikator mengapa Jakarta sedang tidak baik-baik saja.

Kasus corona melonjak

Kasus corona di Jakarta mengalami lonjakan drastis. Merujuk pada data BNPB sepekan terakhir, kasus tambahan corona di Jakarta naik signifikan. Berikut ini datanya:

6 Juni: 1.019
7 Juni: 1.197
8 Juni: 755
9 Juni: 1.376
10 Juni: 2.091
11 Juni: 2.293
12 Juni: 2.455
13 Juni: 2.769
14 Juni: 2.722
15 Juni: 1.502
16 Juni: 2.376

Kasus tambahan corona di DKI pada Kamis (17/06) pun bertambah drastis. Tercatat per Kamis (17/06), tambahan corona harian menyentuh angka 4.000.

Uji sekolah tatap muka disetop

Pemprov DKI Jakarta menghentikan penyelenggaraan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di 226 sekolah di Ibu Kota. Penghentian dilakukan imbas lonjakan kasus COVID-19 di Jakarta.

"Dengan kondisi saat ini dan rapat bersama antarsatgas, kita putuskan saat ini piloting tatap muka tidak dilanjutkan. Sambil menunggu situasi di DKI Jakarta," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta di YouTube BNPB Indonesia, Kamis (17/06).

Anies wajibkan kantor zona merah WFH 75%

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan memberlakukan WFH 75 persen di perkantoran di kawasan zona merah.

"Zona merah work from home (WFH) sebesar 75% dan work from office (WFO) sebesar 25% dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat," demikian isi Kepgub Anies.

Wisma lokasi isolasi pasien corona Jakarta sisa 20%

Keterisian tempat isolasi pasien COVID-19 di Jakarta kian menipis. Sejumlah wisma yang disiapkan Pemprov DKI kini sudah terisi 80 persen.

"Tingkat keterisian kita saat ini untuk di DKI Jakarta tentu Wisma Atlet ada sekitar 72,5 persen, sedangkan keterisian di wisma-wisma di DKI Jakarta sekitar 80 persen, sambil kita siapkan di Nagrak ini masih kosong," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti di YouTube BNPB Indonesia, Kamis (17/06).

BOR (bed occupancy rate) Wisma Atlet tinggi

Kondisi hampir serupa juga dialami oleh RSD Wisma Atlet yang saat ini dikelola oleh Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Kogabwilhan I). Tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) RSD Wisma Atlet Kemayoran mencapai 77,49 persen. Per Kamis (17/06) pukul 08.00 WIB, RSD Wisma Atlet menerima 179 pasien baru, sehingga secara keseluruhan pasien yang dirawat berjumlah 5.730 orang.

"Pasien semula 5.551 orang bertambah 179 orang jadi 5.730 orang," kata Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian, Kamis (17/06). (Ed: gtp/ha)

Baca artikel selengkapnya di: DetikNews

Jakarta Sedang Tak Baik-baik Saja