1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanIndonesia

Booster Kedua Vaksin COVID-19 Nakes Dimulai Hari Ini

29 Juli 2022

Vaksinasi COVID-19 dosis keempat atau booster kedua dimulai hari ini, Jumat (29/07), menyasar kelompok prioritas tenaga kesehatan. Lantas, kapan vaksinasi booster kedua untuk masyarakat umum?

https://p.dw.com/p/4EoBO
Vaksinasi COVID-19
Foto: Matt Slocum/AP Photo/picture alliance

Pemerintah mulai memberikan booster kedua atau dosis keempat vaksin COVID-19 kepada tenaga kesehatan (nakes), Jumat (29/07). Ke depan, tidak menutup kemungkinan target vaksinasi booster kedua diperluas untuk masyarakat umum.

"Sangat memungkinkan adanya perluasan target sasaran, mengingat tidak hanya tenaga kesehatan yang berisiko tertular," kata Juru Bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers, Kamis (28/07).

Sebagaimana pada vaksinasi dosis 1 dan 2 maupun booster sebelumnya, pemerintah menerapkan prioritas berdasarkan kerentanan terhadap risiko penularan. Nakes yang berada di garis depan penanganan selalu mendapat prioritas karena paling berisiko tertular, baru kemudian disusul masyarakat umum.

"Saat ini pemerintah berfokus melakukan pelaksanaan vaksin booster atau vaksinasi booster ketiga," jelas Prof Wiku.

Melalui Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/ 3615 /2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Booster ke-2 bagi Sumber Daya Manusia Kesehatan, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr Mazi Rein Rondonuwu menetapkan bahwa vaksinasi booster kedua akan dimulai Jumat (29/07).

Beberapa fakta terkait pelaksanaan booster kedua atau dosis keempat vaksin COVID-19 adalah sebagai berikut:

1. Prioritas untuk nakes

Saat ini, booster kedua atau dosis keempat vaksin COVID-19 masih menyasar tenaga kesehatan. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI dr Dante Saksono Harbuwono menyebut, nakes merupakan salah satu kelompok dengan risiko penularan tinggi sehingga membutuhkan perlindungan ekstra.

"Jadi nakes merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan terutama pada masa COVID ini. Kita tahu sudah ada 2 dokter yang meninggal akibat pandemi COVID yang berkembang dengan varian yang ada sekarang," jelas dr Dante.

"Maka diharapkan dengan memberikan booster kita bisa memberikan perlindungan nakes yang dapat melayani masyarakat secara umum secara sehat," lanjutnya.

2. Jenis vaksin yang digunakan

Dalam surat edarannya, dr Maxi menyebut vaksin COVID-19 yang digunakan untuk booster kedua atau dosis keempat adalah vaksin COVID-19 yang sudah mendapatkan persetujuan penggunaan dalam kondisi darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Beberapa jenis vaksin COVID-19 yang telah mendapat EUA dari BPOM RI untuk booster adalah Coronavac, Pfizer, Astrazeneca, Moderna, Zifivax, dan Sinopharm.

3. Interval pemberian

Agar memberikan efek proteksi yang optimal, vaksin COVID-19 diberikan dengan interval atau jarak waktu pemberian tertentu. Untuk booster kedua atau dosis keempat kali ini, Kemenkes menetapkan interval selama 6 bulan sejak vaksinasi booster pertama atau dosis ketiga.

4. Lokasi pemberian

Vaksinasi COVID-19 dosis booster ke-2 bagi SDM kesehatan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dan atau di pos pelayanan vaksinasi COVID-19.

Tidak dapat dipungkiri, minat terhadap vaksinasi booster sepertinya menurun dibandingkan dosis 1 dan 2. Cakupan vaksinasi hingga Juli 2022 masih berada di angka 25 persen dari target, jauh di bawah cakupan 2 dosis sebelumnya.

Namun, adanya peraturan yang mewajibkan vaksin booster untuk bisa leluasa beraktivitas tampaknya berhasil mendongkrak minat warga untuk melakukan vaksinasi booster. Satgas COVID-19 mencatat ada peningkatan vaksinasi booster secara signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

"Kabar baiknya, jumlah orang yang menerima vaksin booster mengalami peningkatan 70 persen selama 4 minggu terakhir. Ini menandakan semakin banyak masyarakat yang akhirnya melakukan vaksinasi booster, dan hal ini sangat baik karena dapat meningkatkan perlindungan kolektif," beber Prof Wiku.

Sebelumnya, ada berbagai alasan yang membuat warga enggan menerima vaksin booster. Selain sudah merasa aman karena jumlah kasus COVID-19 sempat melandai, beberapa orang khawatir dengan risiko KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang menyertai.

"Ngeri kalo denger denger mah, KIPI bisa sakit seminggu mah pasti itu. Jadi belom tau dah mau booster apa kaga kalo nggak urgent," kata Sulton (24), seorang pegawai Swasta di Bogor, kepada detikcom.

Di sisi lain, ada juga yang diam-diam sudah mendapatkan booster kedua atau dosis keempat secara 'ilegal'. Seorang pekerja media, A, mengaku sudah mendapatkan booster sebanyak 2 kali dan menyambut baik rencana pemberian booster kedua secara resmi untuk para nakes.

"So far sih saya empat kali vaksin nggak ada yang bagaimana-bagaimana. Pandemi ini kan memang nggak menentu ya naik-turunnya. Ya why not? kalau misal ada vaksin lagi yang available untuk masyarakat," katanya. (ha)

 

Baca selengkapnya di: Detik News

Booster Kedua Vaksin COVID-19 Nakes Dimulai Hari Ini, Masyarakat Umum Kapan?