Yunani Harus Berusaha Sekuat Tenaga
24 Agustus 2012Cuaca di Berlin Kamis (23/08) saat Presiden Perancis Francois Hollande tiba di ibukota Jerman itu cukup cerah. Tapi ketika sedan hitam Hollande tiba di kantor kanselir, dan Kanselir Angela Merkel menunggunya di karpet merah, suasana tegang mulai terasa.
Memang politisi Jerman dan Perancis itu berusaha tampil dengan ramah sebelum keduanya memasuki kantor kanselir untuk melakukan pertemuan. Tapi ketegangan tampak jelas terlihat di wajah mereka pada konferensi pers seusai pertemuan.
Diskusi Politik saat Makan Malam
"Kami membahas banyak agenda," kata kanselir Merkel dalam pertemuan dengan Francois Hollande dan tema bahasan mulai dari situasi di Suriah sampai 50 tahun perayaan Perjanjian Elysee. Yakni perjanjian persahabatan Jerman-Perancis. Isu bahasan juga mengenai Yunani dan pertanyaannya menurut Merkel: "Bagaimana kami akan menyambut rekan Samaras yang Jumat (24/08) dan Sabtu (25/08) akan mengunjungi kami.
Angela Merkel tidak ingin banyak berbicara tentang Yunani, ini jelas terlihat pada kanselir Jerman itu. Ia hanya sedikit menyinggung apa yang akan dihadapi PM Yunani Samaras dalam kunjungannya di Berlin.
"Di sini bagi saya yang penting, dimana kami semua menepati kewajiban-kewajiban kami," ditekankan Merkel. Terutama mula-mula harus dinilai dulu laporan Troika, yakni ketiga kreditor yang terdiri dari Dana Moneter Internasional, Bank Sentral Eropa dan Komisi Eropa. "Saya akan menyemangati Yunani untuk memajukan jalan reformasinya, yang juga meminta amat banyak dari warga di Yunani," demikian Merkel.
Dituntut Upaya Keras
Mengenai itu Presiden Perancis Francois Hollande juga tidak berkata lebih banyak, tapi menetapkan aksen lainnya."Saya ingin agar Yunani tetap berada di zona Euro, itu keinginan saya dan pernyataan kami sejak awal krisis ini." Meskipun Hollande juga meminta reformasi di Yunani, tapi jika ia mengatakan bahwa "Yunani, agar kita dapat mencapai sasaran, tentu saja harus melakukan upaya-upaya yang sangat keras," terdengar lebih mau berkompromi.
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa Hollande bersedia memenuhi permintaan PM Samaras dan memberikan waktu lebih panjang untuk proses reformasi. Jerman segara tegas menolak hal ini. Tidak hanya Merkel, menteri keuangan Jerman Wolfgang Schäuble dan menteri ekonomi Philipp Rösler Kamis (23/08) kembali menegaskannya. Waktu lebih panjang bukan solusi masalah dan berarti biaya lebih besar, dikatakan menteri keuangan Schäuble.
Samaras Menjamin Pengembalian Kredit
Betapa gentingnya situasi di Yunani tampak jelas dalam wawancara perdana menteri Yunani itu dengan harian Jerman "Süddeutsche Zeitung." Negaranya akan membayar kredit darurat sebesar lebih dari 100 milyar Euro, "itu jaminan saya pribadi", dikatakan Samaras.
Namun ia mengharap, sasaran batasan defisit 3 persen Yunani baru harus dicapai tahun 2016, berarti dua tahun lebih lambat dari yang ditetapkan Troika.
Yunani bulan September mendatang perlu dana segar. Sebelum bantuan berikutnya dikucurkan, Athena harus mampu menghemat sebesar 11,5 milyar Euro. Namun menurut laporan media ini berarti dua milyar Euro penghematan berikutnya atau pemasukan yang harus diperoleh, untuk memenuhi persyaratan yang diminta.
Menurut berita tidak resmi, ini juga menjadi tema yang akan dibahas Kanselir Jerman Merkel dalam pertemuan dengan PM Yunani Samaras di Berlin, Jumat (24/08)
Sabine Kinkartz/ Dyan Kostermans
Editor: Hendra Pasuhuk