Wisatawan Jerman Tewas di Ethiopia
18 Januari 2012Menurut keterangan pemerintah Ethiopia, malam menjelang Selasa, 17 Januari, di daerah terpencil Afar di bagian timur laut negara itu, lima warga Eropa dibunuh. Di samping dua warga Jerman, tiga korban tewas lainnya adalah dua warga Hungaria dan seorang warga Austria. Sementara dua wisatawan Jerman lainnya diculik.
Di Berlin Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle menyatakan, "Dalam serangan terhadap kelompok wisatawan itu dua warga negara Jerman tewas. Bersama ini saya menyatakan bela sungkawa. Kami tentu ikut berduka bersama keluarga korban. Nasib warga Jerman lainnya saat ini belum jelas."
Menyelidiki Peristiwa
Menurut Westerwelle, sebuah helikopter menyelamatkan 12 turis yang tergabung dalam kelompok itu. Di antara mereka juga terdapat sejumlah orang Jerman. Badan penanggulangan krisis Departemen Luar Negeri serta Kedutaan Besar Jerman di Ethiopia terus bekerja menyelidiki peristiwa itu dan mengusahakan bantuan bagi warga yang menjadi korban. Di daerah Afar di dekat perbatasan dengan Eritrea terdapat gunung berapi Erta Ale, yang kerap menjadi tujuan turis yang melakukan wisata berpetualang.
Badan Kriminalitas Jerman mengirimkan penyelidik ke lokasi serangan. Kepala badan itu, Jörg Ziercke, mengatakan dalam wawancara dengan televisi Jerman ARD, situasi di wilayah itu kacau-balau. Ia menekankan, pihaknya belum mengenal seratus persen latar belakangnya. Apakah serangan dilakukan dengan motif politik atau kriminal, sejauh ini belum jelas. Di daerah kering Danakil, tinggal kelompok masyarakat Afar yang hidup nomaden. Di samping itu, kelompok pemberontak memperjuangkan kemerdekaan.
"Penyerang dari Eritrea"
Pemerintah Ethiopia memberikan petunjuk tentang pelaku serangan. Seorang juru bicaranya mengatakan, penyerang berasal dari Eritrea. Dinyatakan juga, pemerintah Eritrea melatih pelaku serangan dan memberikan senjata. Girma Asmeron, Duta Besar Eritrea di Uni Afrika, yang berpusat di ibukota Ethiopia, Addis Abeba, segera menampik tuduhan itu, dan menyebutnya menjijikkan serta salah.
Setelah perang saudara selama bertahun-tahun, Eritrea menyatakan kemerdekaan dari Ethiopia tahun 1993. Kedua negara itu bermusuhan dan mengadakan perang perbatasan dari tahun 1998 sampai 2000. Pakar PBB yakin, pemerintah Eritrea mendukung kelompok teroris di daerah itu. Oleh sebab itu, DK PBB memperketat sanksi terhadap pemerintah Eritrea, Desember 2011.
Kemungkinan Pemerasan
Menurut laporan PBB, pemerintah Eritrea juga memiliki hubungan dengan milisi Islam Al Shabaab, yang melancarkan tekanan di negara tetangga Somalia, serta menjalin hubungan dengan jaringan teror Al Kaida. Eritrea kabarnya juga mendukung gerakan bawah tanah Ethiopia seperti Fron Pembebasan Oromo, yang juga berhubungan erat dengan Al Shabaab.
Tetapi sejauh ini juga tidak ditutup kemungkinan, bahwa pelaku pembunuhan dan penculikan hendak memeras uang tebusan. Serangan semacam itu sudah terjadi di daerah Afar tahun 2007. Ketika itu lima wisatawan Eropa diculik dan dibebaskan setelah uang tebusan diserahkan.
epd/afp/dpa/Marjory Linardy
Editor: Christa Saloh