1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanIndonesia

Vaksin Pfizer-Moderna Sudah Masuk Indonesia

20 Agustus 2021

Dua vaksin dengan platform m-RNA, Pfizer dan Moderna, sempat menjadi incaran karena efikasinya yang paling tinggi berdasarkan uji klinis. Seperti apa distribusinya di Indonesia?

https://p.dw.com/p/3zCM6
Dua vaksin COVID-19 dengan teknologi mRNA telah masuk ke Indonesia
Dua vaksin COVID-19 dengan teknologi mRNA telah masuk ke IndonesiaFoto: STRF/STAR MAX/IPx/picture alliance

Dua vaksin COVID-19 dengan platform mRNA, Pfizer dan Moderna, sudah masuk Indonesia. Keduanya mengusung teknologi mutakhir, sempat jadi incaran karena efikasinya paling tinggi berdasarkan uji klinis.

Awalnya, vaksin Moderna diberikan hanya sebagai booster atau dosis ketiga pada tenaga kesehatan (nakes). Namun, saat ini vaksin asal Amerika Serikat tersebut mulai diberikan untuk umum.

Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan, tidak ada kriteria khusus bagi penerima vaksin Moderna. Semua yang memenuhi syarat, punya kesempatan yang sama untuk mendapatkannya.

"Yang pasti ini untuk dosis 1 dan dosis 2 dan (proses) skrining sama," katanya kepada detikcom, Rabu (18/08).

Meski demikian, beberapa daerah menetapkan prioritas tertentu bagi penerima vaksin Moderna. DKI misalnya, mengutamakan pemberian vaksin ini kepada warga yang tidak bisa mendapatkan vaksin lain, yakni Sinovac dan AstraZeneca.

"Itu kebijakan lokal daerah supaya masyarakat tidak pilih-pilih," jelas dr Nadia.

Bagaimana dengan Pfizer?

Sebanyak 1,56 juta dosis vaksin Pfizer tiba di Indonesia, Kamis (19/08). Sama seperti vaksin Moderna, vaksin Pfizer juga akan diberikan untuk umum, tetapi belum diketahui pasti bagaimana distribusinya.

"Hanya untuk usia 18 tahun ke atas dan ibu hamil ya," jelas dr Nadia saat dikonfirmasi, Kamis (19/08).

Namun yang pasti, para pakar tidak menganjurkan pilih-pilih vaksin kecuali memang punya kontra indikasi. Dalam rangka mencapai herd immunity sesegera mungkin, vaksinasi harus mencakup sebanyak mungkin populasi, tanpa membeda-bedakan jenis vaksin.

Efek samping vaksin Pfizer

Seperti diketahui, vaksin Pfizer sudah mendapatkan emergency use of authorization (EUA) Juli lalu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Rabu (13/07) lalu.

Vaksin ini disebut memiliki nilai efikasi sampai 95,5 persen pada usia 16 tahun ke atas dan 100 persen pada usia 12-15 tahun berdasarkan uji klinis fase 3. Vaksin Pfizer juga memiliki efikasi yang tinggi dalam mencegah gegala dan perawatan akibat varian Delta dalam uji klinis di Chili.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengatakan, reaksi efek samping yang dilaporkan dari vaksin Pfizer bersifat ringan. Dalam uji klinis, reaksi yang sering timbul pada penerima Pfizer adalah sebagai berikut:

  • Nyeri pada tempat suntikan
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Demam

"Secara umum keamanan vaksin ini dapat ditoleransi," ungkap Kepala BPOM Penny K Lukito dalam siaran pers penerbitan Emergency Use Authorization (EUA) vaksin Pfizer, Juli 2021. (Ed: gtp/ha)

Baca artikel selengkapnya di: DetikNews

Vaksin Pfizer-Moderna Sudah Masuk RI, Begini Prioritas Penerimanya

Diprioritaskan untuk Dewasa-Ibu Hamil, Ini Efek Samping Vaksin Pfizer