Upaya Kembalikan Varietas Tanaman Pangan Kuno ke Meja Makan
Varietas tanaman kuno penuh dengan nutrisi dan sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. Tetapi sejak tahun 1900-an, sekitar 75% keanekaragaman genetik tanaman telah hilang. Dampaknya besar bagi ketahanan pangan.
Jagung jadul yang lebih kaya nutrisi
Sekitar setengah dari asupan kalori dunia hanya berasal dari 3 tanaman: jagung, gandum, dan beras. Petani andalkan benih komersial agar hasil panen tinggi. Tapi kuantitas tidak seiring dengan kualitas. Studi menunjukkan kandungan mineral lebih rendah pada tanaman berkinerja tinggi. Namun varietas jagung yang lebih tua mengandung lebih banyak magnesium, kalium, dan lutein, yang penting untuk mata.
Tomat beraneka ukuran dan warna
Merah, kuning, hitam, dan hijau - tomat tersedia dalam berbagai warna dan ukuran. Meski tomat modern lebih tahan busuk, rasanya sering kali hambar. Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam jurnal "Science" menemukan bahwa varietas tradisional lebih kaya rasa dibandingkan jenis yang lebih baru.
Apel varietas gravenstein: ada sejak 1669
Di supermarket Jerman, konsumen biasanya hanya akan temukan 6 jenis apel yang tahan lama. Tapi negara ini punya sekitar 2.000 varietas apel. Penderita alergi cenderung lebih tahan terhadap varietas lebih tua, kemungkinan besar karena mengandung polifenol tingkat tinggi. Supermarket biasanya tidak ingin apel mengandung mikronutrien karena menyebabkan bercak coklat saat diiris.
Dan... tidak semua kentang itu bundar dan mulus
Ada kentang jenis bamberg yang bentuknya lonjong, jenis red emmalie berwarna merah, dan jenis mayan twilight kulitnya berbintik-bintik. Tetapi pemuliaan kentang modern bergantung pada sejumlah kecil varietas yang menjanjikan hasil besar, dan mudah dibudidayakan pada skala industri. Sebagian besar dari 200 bibit kentang yang disetujui dikembangkan di Jerman termasuk dari jenis yang relatif baru.
Bebijian kuno: emmer, einkorn dan kamut
Seperti gandum modern, bebijian kuno pun mengandung gluten, sehingga penderita penyakit celiac harus menghindari biji-bijian kuno seperti emmer, einkorn, dan kamut. Tapi orang yang sensitif gluten seringnya lebih toleran terhadap varietas ini. Einkorn kaya vitamin A dan kamut kaya magnesium. Bebijian kuno mengandung protein yang lebih tinggi daripada gandum modern, tapi produktivitasnya rendah.
Varietas beras yang menghilang di India
Pada 1970-an, perintis peneliti padi R. H. Richharia mencatat ada 19.000 varietas padi di negara bagian Raipur, India. Saat ini, hanya 6.000 jenis padi yang dibudidayakan di India. Selama Revolusi Hijau, India bergantung pada beberapa tanaman berkinerja tinggi untuk mengurangi kelaparan. Tetapi varietas padi yang lebih tua mengandung lebih banyak mineral dan vitamin, cocok untuk kondisi lokal.
Koperasi benih, lawan dominasi korporasi
Di banyak negara bagian India, bermunculan koperasi benih untuk menyelamatkan varietas lokal. Petani mendapatkan benih murah atau gratis untuk disemai dan setelah panen harus mengembalikan benih sebanyak dua kali lipat ke koperasi. Koperasi kecil ini adalah alternatif dari pasar benih global yang didominasi oleh empat perusahaan besar: Bayer, Corteva, ChemChina, dan Limagrain.
Benih-benih lokal, penyelamat saat bencana
Organisasi Benefit-sharing Fund (BSF) yang merupakan bagian dari Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) membantu membangun kembali bank benih lokal di negara-negara yang dilanda topan Idai dan Kenneth pada 2019. Itu berarti varietas yang sempat hilang namun cocok untuk kondisi lokal dapat kembali dibudidayakan, salah satunya di Malawi.
Lebih tahan perubahan iklim
BSF juga mempromosikan benih regional di sejumlah negara lain. Bank Benih Komunitas Hoima di Uganda ini contohnya, menyimpan benih lebih dari 50 tanaman yang disesuaikan dengan kondisi iklim dan lingkungan setempat. Keanekaragaman hayati di lapangan juga penting pada saat terjadi perubahan iklim. Jika panen satu varietas gagal, varietas lain dapat menjadi cadangan untuk tanaman bahan pangan.
Penyimpanan benih di tengah suhu beku
Gudang Benih Global Svalbard di Spitsbergen, Norwegia, adalah rumah bagi koleksi benih terbesar di dunia. Sekitar 5.000 spesies tumbuhan, termasuk tanaman pangan dan tumbuhan liar, dipelihara di sana. Semuanya merupakan duplikat benih dari bank gen nasional, regional, dan internasional dan disimpan sekitar 100 meter di perut sebuah gunung pada suhu minus 18 derajat Celsius. (ae/ts)