Tentara Tembak Mati Penyerang Bom di Stasiun Brussels
21 Juni 2017"Kami menilai ini sebagai serangan teroris," kata jaksa Eric Van Der Sypt kepada wartawan. Namun dia menolak mengomentari laporan saksi bahwa pelaku meneriakkan slogan-slogan Islam sebelum meledakkan bom yang menurut saksi mata tersimpan dalam satu atau dua tas kerja. Stasiun penyiaran VRT melaporkan, penyidik percaya bahwa bom itu gagal meledak sepenuhnya.
Meskipun tidak ada yang terluka, asap terlihat mengepul keluar dari Stasiun Pusat di Brussel dan sempat menyebabkan kepanikan. Para penumpang berlarian untuk mencari perlindungan. Polisi lalu menghentikan lalu lintas kereta api dan mengevakuasi lokasi sekitarnya yang penuh sesak dengan turis dan penduduk yang menikmati malam musim panas.
Ibukota Belgia itu memang masih berada di bawah penjagaan polisi dan militer, sejak serangan di Paris bulan November 2015 yang menewaskan 130 orang. Serangan Paris dilancakan oleh sel teror yang berbasis di Brussels. Empat bulan kemudian, kelompok itu melakukan serangan teror di Brussels yang menewaskan 32 orang.
Belgia tetap siaga tinggi
Sejak serangan di Paris, gelombang serangan teror terjadi di Eropa, terutama di Perancis, Belgia, Swedia, Jerman dan terakhir di Inggris. Pelakunya sering bertindak atas nama ISIS. Di Brussel yang hampir seperempat dari 1,2 juta penduduknya beragama Islam, masyarakat diminta untuk waspada. Polisi dan tentara dikerahkan menjaga lokasi-lokasi penting.
Pakar keamanan mengatakan, serangan hari Selasa kelihatannya dilakukan oleh pelaku tunggal yang memiliki akses kepada senjata dan sudah mendapat pelatihan terbatas.
"Tindakan terisolasi semacam itu akan berlanjut di Brussels, di Paris dan di tempat-tempat lain. Hal Itu tidak bisa sepenuhnya dihindari," kata konsultan keamanan dari Brussels, Claude Moniquet, kepada stasiun siaran RTL.
Dia membandingkan insiden Selasa itu dengan serangan di jalan protokol Champs-Elysees di Paris sehari sebelumnya, ketika seorang pria menabrakkan mobilnya yang penuh bahan peledak dan senjata ke dalam konvoi polisi. Pelaku serangan tewas, namun tidak ada korban lain dalam serangan itu.
Ledakan di dalam stasiun
Remy Bonnaffe, pengacara berusia 23 tahun yang sedang menunggu kereta ke Ghent mengatakan, dia dikejutkan oleh sebuah ledakan saat sedang mendengarkan musik lewat headphone-nya.
Bonnaffe lalu membuat foto api yang menyala setelah terjadi ledakan dan mengunggahnya di Twitter. Lalu terjadi ledakan kedua yang tidak dapat dilihatnya, diikuti oleh suara tembakan. Dia kemudian lari mencari perlindungan.
Hari ini, Perdana Menteri Belgia Charles Michel melakukan rapat khusus dengan para penasihat keamanan nasuional. Belgia sejak tahun lalu berada dalam situasi siaga pada tingkat kedua tertinggi.
hp/as (rtr, afp, dpa)