Serangan di Kabul Tewaskan 17 Orang
29 Oktober 2011Serangan hari Sabtu (29/10) di Kabul adalah yang terparah sejak awal perang Afghanistan tahun 2001 yang dipimpin Amerika. Dengan sebuah kendaraan, pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya pada pagi hari di sebelah barat kota Kabul di depan konvoi pasukan ISAF.
Kelompok radikal Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu dan menyatakan bahwa kendaraan pelaku membawa sekitar 700 kilo bahan peledak.
Jurubicara ISAF, Brigjen Carsten Jacobsen mengungkapkan, "Memang kita semua mendengar pernyataan Taliban yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan. Tetapi kami harus melakukan pemeriksaan untuk mengetahui siapa yang sebenarnya bertanggung jawab. Ini adalah hari yang dramatis."
Ledakan hebat di lokasi kejadian
Sebelumnya, otoritas Afghanistan mengatakan, tiga warga sipil dan seorang polisi Afghanistan juga tewas dalam serangan yang terjadi di salah satu jalan utama di dekat bekas istana Raja Darulaman di pingiran kota Kabul.
"Bagian selatan cukup lama merupakan wilayah, di mana kelompok perlawanan berupaya memasuki kota. Kebanyakan upaya gagal, namun hari ini satu kendaraan bermuatan bahan peledak tampaknya berhasil menerobos masuk", kata Jacobsen.
Seorang saksi mata mengatakan bahwa bom meledak dengan kekuatan yang besar. Asap terlihat membubung di atas lokasi serangan, sementara regu pemadam kebakaran berupaya memadamkan kendaraan-kendaraan yang terbakar. Dua helikopter NATO mendarat untuk mengangkut korban. Sementara korban terluka dirawat langsung di atas tandu di pinggir jalan. Para serdadu kemudian menutup lokasi kejadian.
Korban tewas lainnya di selatan Afghanistan
Sementara itu, tiga serdadu Australia juga tewas dalam pertempuran di selatan Afghanistan. Seorang pria yang mengenakan pakaian seragam polisi Afghanistan, tiba-tiba menembaki serdadu. Pelaku serangan berhasil ditembak mati. Demikian diumumkan ISAF.
Seorang jurubicara militer Afghanistan mengatakan bahwa sedang dilakukan pemeriksaan apakah pelaku serangan memang seorang polisi atau seorang ekstremis yang memakai seragam polisi.
Di Berlin Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle mengutuk keras serangan itu dan menyampaikan belasungkawa Jerman kepada keluarga dan kerabat korban. Ia menambahkan, Jerman dan aliansinya tetap berpegang pada rencana pengambilalihan tanggung jawab keamanan dari pasukan internasional kepada otoritas Afghanistan, dan mendukung proses rekonsiliasi internal di negeri itu.
Christa Saloh (dpa, afp, rtr)
Editor: Luky Setyarini