Seni Jalanan yang Menggambarkan Revolusi Mesir
Pada tahun 2011, di saat ribuan pengunjuk rasa menuntut hak yang lebih demokratis, seniman jalanan Mesir mengungkapkan perbedaan pendapat mereka melalui lukisan di tembok Kairo.
Ada waktu untuk berharap
Awal revolusi pada tahun 2011, anak-anak muda Mesir bersatu menghadapi rezim mantan Presiden Hosni Mubarak.
Hari terdahulu
Sebuah grafiti yang dibuat pada awal masa perjuangan yang memiliki slogan "Revolusi ada di nadi kami."
Kesengsaraan masyarakat
Mural yang dibuat oleh Ammar Abo Bakr dilukis di jalan Mohamed Mahmoud, menunjukkan seorang anak lelaki menangis sambil memegang sepotong roti.
Korban revolusi
Mural ini menggambarkan tindakan kekerasan brutal terhadap blogger Mesir Khaled Said pada tahun 2010.
Harapan yang menipis
Lukisan jalanan ini menunjukkan potret mantan penguasa Mesir Hosni Mubarak, mantan panglima militer Mohamed Tantawy, dan mantan Presiden Mohamed Mursi. Kata-kata dalam bahasa Arab berbunyi, "Tidak, Konstitusi Persaudaraan itu Sah."
Berbicara melalui seni
Seniman jalanan menggunakan gambar-gambar seperti ini untuk mengkomunikasikan ketidakpuasan mereka terhadap rezim dan juga untuk menciptakan kesadaran tentang penderitaan rakyat.
Simbol protes
Seniman sering melukis di dinding di jalan Mohamed Mahmoud, yang merupakan pusat bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan di Kairo pada 2011.
'Firaun' terakhir menang
Pada tahun 2014, Hosni Mubarak telah dibebaskan dari penjara. Akankah Presiden Abdel-Fattah el-Sissi kehilangan popularitasnya? Lukisan ini menunjukkan seorang pria bertopeng badut memegang tongkat kekerabatan Mesir kuno.
'Revolusi tanpa harapan atau keputusasaan'
Mural karya Ammar Abo Bakr ini dibuat di Berlin pada tahun 2015, setelah kematian Shaimaa al Sabbagh, seorang penyair dan aktivis Mesir.
Tidak ada ruang untuk seni
Gambar terbaru yang dilukis oleh seniman Polandia Lukasz Zasadni menghiasi dinding pemakaman di Kairo. Mural jalanan tidak lagi umum di Mesir. (ha/yp)