Sandy Memutar Angin Pemilu Amerika?
31 Oktober 2012Tentu saja diskusi tentang politik dalam negari Amerika Serikat mengenai kemungkinan konsekuensi dari Sandy itu diwarnai taktik kampanye pemilu. Dan di dalamnya juga ada sedikit faktor ramalan.
Tapi angin topan Sandy kini pun sudah mempengaruhi pemilihan presiden di negara Paman Sam tersebut. Sehubungan bencana angin topan itu di negara-negara bagian pantai timur AS, peluang pemilih untuk memberikan suara sebelum digelarnya pemilihan presiden 6 November, praktis mengalami hambatan drastis. Bahkan di negara bagian Maryland ditunda sampai awal pekan.
Juga di Virginia negara bagian yang selama ini tidak didominasi oleh kubu demokrat ataupun republik, banyak TPS untuk pemberian suara lebih awal tutup. Pemilih kubu demokrat cenderung lebih menggunakan opsi pemberian suara lebih awal ketimbang kubu republik.
Pengaruh Minim
Terlepas dari hambatan ini dan kenyataan, seberapa besar dampak angin topan tersebut, serta kemungkinan kebanyakan pemilih di AS pada hari pemilu Selasa (06/11) lebih disibukkan dengan hal-hal lainnya ketimbang menuju TPS, dampaknya saat ini diprediksi relatifi kecil.
"Saya akan sangat terkejut jika hal itu sampai memainkan peran," kata Irwin Collier Profesor pada Institut John f. Kennedy Freie Universität Berlin kepada DW. Waktu sampai hari pemilihan presiden terlalu singkat untuk benar-benar dapat menilai dampak angin topan dan krisis manajemen pemerintah.
Selain itu negara-negara bagian di pantai timur AS bukanlah negara-negara bagian yang menentukan. Pengaruh pada pengumpulan suara lebih terletak di Ohio dan negara-negara bagian lainnya.
Menurut perkiraan, presiden saat ini, Barack Obama dapat menarik keuntungan dalam masa-masa krisis, yang dipandang sebagai bonus dari jabatannya. Hal itu akan memperkuat perhatian media, sementara penantang politisnya terpaksa bersikap pasif.
Tidak ada Kesalahan
Keuntungan lainnya juga dapat berlaku bagi Obama jika ia membuktikan diri sebagai manajer krisis yang baik, ditekankan Heinz Gärtner, pakar Amerika Serikat pada Institut untuk Politik Internasional Austria di Wina. "Tapi juga dapat terjadi, bahwa akibat adanya angin topan tingkat pemilih menurun, yang terutama mempengaruhi para pemilih dari kubu demokrat yang banyak diantaranya tinggal di kawasan yang dilanda angin topan."
Selama ini Obama bertindak dengan tepat dan mengerti benar peraturan dasar manajer krisis dalam masa-masa kampanye. "Ia tidak boleh membuat kesalahan, karena kesalahan pada saat ini akan langsung dihukum oleh pemilih," tutur Collier dari Institut John F. Kennedy Freie Universität Berlin.
Sebagai reaksi terhadap angin topan Sandy, Presiden Obama langsung mengalihkan kampanye pemilu kepada krisis manajemen dan kembali ke Washington agar dapat mengambil alih komando manajemen krisis yang dapat dilihat oleh semuanya. Sebelumnya Obama sudah menjanjikan bantuan dan dukungan tidak terbatas Washington bagi semua negara bagian yang terancam angin topan.
"Obama tampil sebagai pimpinan negara dan kini ia juga tidak bisa berbuat lebih dari itu," tambah Collier.
Sebaliknya penantangnya dari partai republik Mitt Romney harus menyerahkan panggung politik kepada sang presiden dan saat ini hanya dapat berdoa bagi para korban bencana angin topan.
Dibandingkan dengan Katrina
Analogi bahwa angin topan Sandy memiliki dampak sehebat banjir Sungai Oder tahun 2002, tidak diperkirakan para pakar. Banjir Sungai Oder sesaat menjelang pemilihan umum Jerman menggenangi sebagian besar kawasan timur Jerman. Krisis manajemen yang cepat dan baik dari kanselir Jerman saat itu Gerhard Schröder sering disebut sebagai salah satu alasan bagi kemenangannya dalam pemilu berikutnya.
Katrina adalah analogi dalam konteks Amerika Serikat bukan banjir Sungai Oder," kata Sebastian Harnisch, Profesor Politik pada Universitas Karls Ruprecht Heidelberg kepada DW. Angin topan Katrina yang tahun 2005 menyapu sebagian besar kawasan Teluk Amerika Serikat, terutama dialami kota New Orleans, dipandang sebagai salah satu bencana alam terburuk negara itu.
Berlawanan dengan banjir Sungai Oder, krisis mananjemen dari presiden AS saat itu, George W. Bush saat terjadinya bencana Katrina dinilai amat buruk.
Menurut Harnisch, politik perlindungan bencana Obama, jika sejauh ini tidak melakukan kesalahan besar, hanya mempengaruhi secara tidak langsung hasil pemilu. Artinya penanganan yang baik akan memperkuat trend saat ini."
Koleganya, Gärtner memperkirakan bahwa Obama belajar dari kegagalan George W. Bush yang saat itu menyalahkan Badan Nasional untuk Perlindungan Bencana FEMA dan berusaha tapil lebih baik. Yang menarik, ujar Gärtner lebih lanjut, "selama menjalankan kampanye pemilu Romney ingin membubarkan FEMA. Hal yang seharusnya menjadi tema bagi demokrat."
Namun itu akan kembali menjadi kegiatan kampanye pemilu rutin. Oleh sebab itu presiden pada saat berlangsungnya upaya bantuan, sebaiknya menahan diri untuk tidak menyinggung tema tersebut.