Revolusi Surya di Pakistan Kejutkan Penyedia Listrik Negara
29 November 2024Lonjakan penggunaan panel surya mencapai level tertinggi di Pakistan, dalam apa yang oleh beberapa ahli disebut sebagai salah satu revolusi energi terbarukan tercepat di dunia.
Berkat impor teknologi surya murah dari Cina, Pakistan diperkirakan akan menambah sekitar 17 Gigawatt daya surya pada tahun 2024. Jumlah ini melebihi sepertiga dari seluruh kapasitas pembangkit listrik di negara tersebut.
Lonjakan panel surya di Pakistan "mungkin merupakan kasus paling ekstrem" yang "terjadi di dunia dengan laju kecepatan yang sangat tinggi," menurut analis energi Dave Jones, yang melacak transisi energi global di lembaga pemikir Ember di Inggris.
Pertumbuhan ini menempatkan Pakistan sebagai salah satu pemasang panel surya teratas secara global untuk tahun 2024, bersama dengan negara-negara yang jauh lebih besar dan lebih kaya seperti Cina, AS, dan Jerman, menurut temuan tim Jones.
Di seluruh negeri, konsumen, bisnis, dan industri berlomba-lomba memanfaatkan sumber daya terbarukan yang murah dan terjamin. Energi surya dipandang sebagai alternatif dari pasokan listrik negara yang tidak menentu dan mahal, serta sebagian besar berbasis bahan bakar fosil.
Jaringan listrik nasional yang tidak dapat diandalkan, ditambah dengan kekurangan pasokan dan infrastruktur yang buruk, menempatkan jutaan orang dalam ketidakpastian berkepanjangan.
Banyak rumah tangga di seluruh negeri juga lumpuh karena melonjaknya harga energi selama tiga tahun terakhir. Peningkatan harga terasa tajam setelah invasi Rusia di Ukraina, investasi berlebihan pada pembangkit listrik batu bara, dan pemotongan subsidi pemerintah untuk memenuhi persyaratan pinjaman Dana Moneter Internasional.
"Situasinya sekarang sudah sampai pada titik, di mana sudah menjadi hal yang wajar bagi warga di Pakistan untuk berinvestasi pada energi surya dalam skala yang mereka lakukan," kata Jones.
Tidak jelas berapa banyak dari total kapasitas energi surya yang akan dipasang pada tahun 2024, karena catatan pemerintah tidak dapat mengimbangi kecepatan transisi yang didorong perilaku konsumen. Namun untuk pemukiman penduduk, peralihan energi tercatat sudah membuat perbedaan.
Lonjakan jangka pendek saat jaringan listrik terganggu?
Fenomena lonjakan energi surya sebenarnya mempermudah Pakistan mencapai tujuannya, yaitu 60 persen energi terbarukan pada tahun 2030. Namun, peningkatan besar-besaran penggunaan tenaga surya ini bukan tanpa komplikasi.
Karena seiring meningkatnya produksi listrik mandiri, penurunan permintaan yang tiba-tiba menyebabkan masalah bagi operator jaringan listrik nasional.
"Pembangkit listrik direncanakan dan didanai dengan merencanakan jumlah jam operasional minimum," kata Jones. Karena kapasitas produksi tidak lagi memenuhi jam minimal, listrik harus dijual jauh lebih mahal bagi konsumen yang tersisa, kata Jones.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
"Ini juga menyebabkan masalah dalam menyeimbangkan jaringan secara umum," tambahnya, karena operator berjuang untuk memperkirakan berapa banyak energi yang perlu mereka sediakan pada saat itu.
Jika pemerintah menganggap ledakan tenaga surya yang dipimpin konsumen terlalu mengganggu, lonjakan tersebut dapat dihentikan, Jones memperingatkan. "Yang benar-benar berisiko terjadi di Pakistan sekarang adalah larangan menyeluruh terhadap panel surya yang masuk," katanya.
Didorong dinamika pasar panel surya Cina
Revolusi surya Pakistan hanya mungkin terjadi karena anjloknya harga modul surya, yang telah turun hingga 90 persen dalam 15 tahun terakhir. Sebagian besar panel surya murah dijual oleh Cina, produsen modul fotovoltaik surya nomor satu di dunia.
Selama empat dekade, energi surya telah berubah dari salah satu sumber listrik termahal dan sulit dijangkau menjadi yang termurah di sebagian besar tempat di seluruh dunia.
Pakistan bukan satu-satunya negara yang memanfaatkan alternatif bersih yang hemat biaya ini. Selama tahun 2024, tim Jones di Ember melacak sejumlah besar ekspor surya Cina ke Arab Saudi, Filipina, Uni Emirat Arab, Thailand, Afrika Selatan, dan Oman.
"Bisnis panel surya bersifat transformatif dan terjangkau," kata Azeem Azhar, penulis, pengusaha teknologi, dan pendiri kelompok penelitian Exponential View, yang menyamakan penurunan eksponensial dalam biaya teknologi surya dengan revolusi PC tahun 1980-an.
"Apa yang kami lihat saat itu adalah perluasan komputasi di seluruh perekonomian dan demokratisasi teknologi," kata Azhar.
Batas berikutnya dalam transformasi energi Pakistan adalah penyimpanan baterai, prediksi Azhar. Sementara panel surya dapat menghasilkan listrik di siang hari, baterai akan memungkinkan rumah tangga menyimpan energi untuk penggunaan di malam hari.
"Kami belum menurunkan harga baterai cukup jauh untuk mengandalkan cadangan baterai. Namun itu akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan. Harga baterai benar-benar turun," kata Azhar.
Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris