1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Jokowi Diminta Perbaiki Sistem Bansos

30 April 2020

PKS mengritik bantuan langsung sembako yang diberikan Presiden Joko Widodo di Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Selain itu, beberapa pengamat politik meminta Jokowi memperbaiki sistem pemberian bantuan sosial.

https://p.dw.com/p/3baVf
Presiden Indonesia Joko Widodo
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan langsung bantuan sembako ke rumah-rumah warga di Bogor, Jawa Barat. Beberapa peneliti dan pengamat politik meminta Jokowi tidak sekadar bagi-bagi sembako, tapi juga memperbaiki sistem pemberian bantuan sosial (bansos).

Direktur Median Rico Marbun merasa Jokowi ingin memberikan pesan bahwa masyarakat harus saling membantu. Namun, harus ada perbaikan sistem agar bantuan tidak hanya untuk lokasi yang dibagikan oleh Jokowi.

"Itu kan menggugah pribadi-pribadi untuk turut berempati sesama manusia. Tapi baiknya, presiden sebagai kepala negara dan pemimpin pemerintahan juga perlu secara sistematis memperbaiki kinerja aparatnya dalam penyaluran atau distribusi bahan makanan bagi mereka yang berhak. Kalau pribadi kan skala jangkauan bantuan mungkin hanya ratusan kalau negara yang bekerja kan puluhan hingga ratusan juta orang jangkauannya," ucap Rico saat dihubungi, Kamis (30/04).

Soal apakah tindakan itu bentuk pencitraan, Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno, tidak mempermasalahkan. Menurutnya, ada pentingnya pencitraan di tengah kondisi seperti saat ini.

"Pencitraan membantu rakyat susah tak soal, malah bagus. Tapi jangan berhenti di situ saja. Harus dipastikan semua rakyat yang terdampak Corona kebutuhan hidupnya terjamin," ucap dosen politik FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut.

Namun, akan bermasalah jika Jokowi hanya memberikan bantuan. Tidak ada tindak lanjut kebijakan mengatasi masalah bantuan sosial (bansos).

"Jokowi akan terus dituding pencitraan jika hanya berhenti di aksi simbolik itu saja. Tapi bantuan sosial ke rakyat tak maksimal. Buktinya, banyak video viral yang merasa tak dapat bantuan padahal hidupnya susah," kata Adi.

Sementara itu, peneliti dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komaruddin, mengatakan Jokowi ingin meminta masyarakat biasa ikut membantu sesama selama masa pandemi Corona. Dengan demikian, tidak terjadi masalah sosial dan kelaparan karena diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Intinya. Pesannya. Bagi yang mampu untuk bisa berbagi kepada sesama yang sedang membutuhkan. Langkah positif Jokowi tersebut perlu ditiru oleh anak bangsa yang lain. Agar saudara-saudara kita yang lapar bisa makan dan kenyang," kata Ujang saat dihubungi terpisah.

Menurut Ujang, permintaan Jokowi untuk saling membantu memberikan tanda bahwa jangan bergantung pada bantuan pemerintah. Jadi, masyarakat yang 'berlebih' bisa memberikan bantuan kepada yang kekurangan.

Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia (UI) Aditya Perdana mengatakan Jokowi ingin melihat langsung kondisi lapangan. Sekaligus, memberi sinyal kepada pemerintah daerah soal adanya masalah di penyaluran bansos.

"Kebiasaan Pak Jokowi blusukan, dia ingin cek, apakah wilayah terdampak, penilaian presiden dan lingkaran intinya, termasuk staf presiden, ini layak dapat (bantuan). Tapi bisa jadi bantuan yang dilakukan pemerintah daerah belum turun. Mungkin, untuk memberi peringatan atau teguran. Oh, ini loh wilayah yang saya berikan bantuan belum mendapat perhatian pemerintah daerah. Ini seperti menegur tapi tidak direct," kata Aditya.

Dikritik PKS

PKS mengritik tindakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membagikan secara langsung sembako ke rumah warga di Bogor, Jawa Barat. Menurut PKS, tindakan itu tidak mencerminkan presiden yang baik.

"Pertama, ini lagi-lagi tindakan Pak Jokowi sebagai warga yang baik. Tapi bukan presiden yang baik. Sehingga, presiden mestinya, Pak Jokowi, sibuk memperbaiki mekanisme dan data warga yang hingga saat ini mengeluh belum dapat bantuan," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, saat dihubungi, Rabu (29/04).

Partai Golkar pun membela Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dikritik PKS karena bagi-bagi sembako langsung ke rumah warga di Bogor. Golkar menilai tak ada yang salah dari tindakan Jokowi bagi-bagi sembako langsung ke warga.

"Apa yang salah jika ada seorang pemimpin yang memberikan langsung apa yang menjadi kebutuhan rakyatnya? Saya heran ya jika ada pihak yang mempermasalahkan seorang pemimpin yang terjun langsung hadir di tengah-tengah rakyatnya dan memenuhi kesulitan rakyatnya," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Kamis (30/04).

Ace menilai Jokowi selaku presiden memiliki gaya kepemimpinan yang turun langsung ke warga. Kebiasaan Jokowi itu, menurut Ace telah berlangsung sejak lama.

"Kan selama ini Pak Jokowi merupakan presiden yang memiliki tipe kepemimpinannya yang turun langsung ke masyarakat. Pak Jokowi kan dari dulu memang memiliki kebiasaan seperti itu, jauh sebelum beliau menjadi presiden," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi kembali membagikan sembako kepada warga di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Jokowi kali ini menyambangi langsung rumah warga di kawasan Sempur, Bogor, Minggu (26/04) malam. Ada tiga rumah warga yang didatangi Jokowi. (Ed: rap/gtp)

 

Baca selengkapnya di: DetikNews

Jokowi Diminta Jangan Hanya Bagi Sembako, tapi Juga Perbaiki Sistem Bansos

PKS Kritik Jokowi Berikan Sembako Langsung, Golkar: Apa yang Salah?