Polisi Pakistan Bernyanyi Bak 'Superstar'
23 November 2017Semua berawal ketika Shahbaz Sami, petugas polisi asal provinsi Punjab, Pakistan bernyanyi di dalam bus. Ia tengah menghibur rekan-rekannya saat sopir bus merekam aksinya dan mengunggah video tersebut ke Facebook. Sontak, ia pun naik pamor di jagad sosial media Pakistan.
Sejak pekan lalu video klip pertamanya pun diunggah di Youtube. Tapi ada langkah serius lainnya yang ia persiapkan setelah membuat video, yakni melakukan tur konser ke Eropa, terutama ke Inggris. Aksi Sami menarik perhatian warga Pakistan bukan hanya karena profesinya, tapi juga karena Sami hanya menyanyikan lagu-lagu bernuansa Islami. Meski mulai tenar, Sami berkomitmen tak akan melepas seragamnya.
"Jika saya meninggalkan pekerjaan ini maka saya tidak akan dikenal sebagai polisi penyanyi lagi. Saya hanya akan seperti penyanyi religius biasa lainnya. Jadi seragam ini adalah kehormatan saya, profesi serta penghidupan saya,” ungkap Shabaz Sami kepada BBC.
Dalam sebuah penelitian yang dirilis Human Rights Watch tahun 2016, polisi di Pakistan dikenal memiliki reputasi yang buruk sebagai institusi yang paling ditakuti dan tidak dipercaya karena dianggap memiliki tingkat korupsi tertinggi. Lewat nyanyiannya, Sami berharap bisa memperbaiki reputasi buruk polisi Pakistan.
Ulah Polisi Menarik Simpati
Di Indonesia, kita mengenal aksi Briptu Norman Kamaru yang menyanyikan lagu Chaiya-Chaiya. Video berjudul “Polisi Gorontalo Menggila” tersebut sempat menarik perhatian di sosial media. Layaknya bintang, nama Norman Kamaru pun melejit, bahkan pernah dikabarkan hendak masuk dapur rekaman. Fenomena Norman Kamaru kala itu dianggap seakan-akan memperbaiki citra kepolisian.
Tak hanya di era sosial media, aksi polisi ketika bernyanyi pernah juga menarik perhatian tahun 1980-an. Foto jepretan Jeff Widener berjudul “Singing Police Woman“ merekam momen ketika seorang polisi perempuan bernyanyi dengan suara lantang di lapangan Tiananmen, beberapa hari sebelum tentara meredam gerakan demonstrasi pro-demokrasi di Cina tahun 1989 tersebut. Saat itu warga lokal di Beijing kerap memberi hadiah kepada tentara dan polisi yang menyanyikan lagu-lagu patriotik.
ts/vlz (ap, bbc, hrw, tribunnews)