Polisi Jerman Tahan Perempuan Relawan ISIS
3 Juli 2018Pihak berwenang di Jerman hari Senin (02/07) melaporkan penahanan seorang perempuan warga Jerman yang pernah bekerja sebagai polisi akhlak untuk ISIS di Irak. Inilah untuk pertama kalinya di Jerman relawan perempuan ISIS ditahan untuk penyelidikan.
Kejaksaan Jerman menerangkan, perempuan yang ditahan berusia 27 tahun, dan hanya menyebut identitasnya sebagai Jennifer W. Dia diduga melakukan perjalanan ke Irak melalui Suriah pada tahun 2014.
Jennifer W. diduga bekerja sebagai polisi ahlak untuk ISIS antara September 2014 dan awal 2016 di Irak. Dia berpatroli di taman-taman di kota Fallujah dan Mosul dan mengawasi apakah perempuan lain mematuhi peraturan perilaku dan pakaian ISIS.
Dia ditangkap dan dideportasi oleh otoritas Turki dua setengah tahun lalu setelah mencoba mengajukan permohonan untuk surat identitas baru di kedutaan Jerman di Ankara.
Hari Jumat lalu (29/6), polisi menangkap Jennifer W di negara bagian Bayern dan menggeledah apartemennya di negara bagian Sachsen-Anhallt.
'Cukup bukti'
"Ini adalah perempuan pertama yang akan kami gugat dan sudah ada cukup bukti untuk memenuhi persyaratan yurisdiksi," kata juru bicara Kejaksaan Jerman kantor berita DPA.
Ratusan warga Jerman berangkat ke Suriah dan Irak untuk mendukung ISIS, banyak dari mereka kini telah pulang dan diajukan ke pengadilan. Tetapi hingga kini belum ada perempuan relawan ISIS yang digugat karena sulit mengumpulkan bukti-bukti terhadap mereka.
Para perempuan biasanya menikahi anggota atau simpatisan ISIS dan terlibat dalam kegiatan indoktrinasi, namun biasanya mereka tidak terlibat aktif dalam pertempuran dan aksi kekerasan. Penyidikan terhadap Jessica W. sudah dilakukan selama dua tahun.
Setelah mengalami kekalahan di Irak dan Suriah, ISIS kini hanya menguasai beberapa zona kecil di kawasan itu. Kelompok teror itu sekarang dilaporkan mengalihkan strategi mereka.
Majalah berita Jerman Der Spiegel baru-baru ini melaporkan, ISIS sedang melatih anggota dan para pendukungnya cara melarikan diri dari Suriah dan Irak dan mencuri identitas orang lain atau menghancurkan dokumen-dokumen mereka untuk menghindari pengusutan.
hp/vlz (dpa, afp, ap)