Polisi Indonesia Buru Pemimpin Sel Teroris
22 Desember 2015Satuan anti teror Detasemen Khusus (Densus) 88 akhir pekan lalu menangkap sembilan orang yang diduga terlibat jaringan teror dan sedang menyiapkan serangan di beberapa kota menjelang akhir tahun.
Polisi juga diberitakan menyita berbagai peralatan perakitan bom dan peta serta daftar target mereka. Terbongkarnya rencana jaringan sel teror yang disebut-sebut bagian dari ISIS di Suriah itu menambah kekhawatiran adanya rencana serangan militan dalam waktu dekat.
Menurut keterangan polisi, sel-sel teror itu dipimpin oleh anggota kelompok militan yang pernah dilatih dan berperang dengan ISIS di Suriah dan sudah kembali ke Indonesia.
Juru bicara Kepolisian Rl Anton Charliyan mengatakan, pihaknya memang mencium rencana penyerangan itu, antara lain ke kantor-kantor polisi dan terhadap pejabat pemerintahan, termasuk Presiden Joko Widodo.
Penangkapan akhir pekan lalu dilakukan setelah Kepolisian RI mendapat informasi dari polisi federal Amerika Serikat, FBI, dan Kepolisian Australia. Menurut keterangan aparat keamanan Indonesia, yang tertangkap hanya "orang bawahan" dalam jaringan sel ISIS Indonesia.
"Kami sedang mencari para pemimpin kelompok-kelompok ini," kata Anton Charliyan sambil menambahkan, basis kelompok itu ada di Solo, Jawa Tengah.
"Kelompok ini memiliki kepemimpinan yang dianggap sebagai wakil dari ISIS di Indonesia," kata dia.
Selanjutnya dia menerangkan, diduga ada lebih dari 1000 orang pendukung dan simpatisan ISIS di Indonesia. Ini jumlah yang kecil, mengingat penduduk Indonesia seluruhnya lebih dari 250 juta orang.
Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar dunia dan dikenal berhaluan moderat. Namun sejak tahun 2000-an terjadi serangkaian serangan teror mematikan yang mengatas namakan Islam. Serangan terbesar adalah pemboman klub malam di pulau wisata Bali yang menewaskan 202 orang, kebanyakan wisatawan asal Australia.
Sejak itu, Kepolisian RI telah berhasil menghancurkan banyak sel militan domestik, tetapi mereka sekarang khawatirm, pengaruh ISIS di Indonesia bisa meningkat cepat dan aksi-aksi teror kembali dilakukan.
hp/ap (rtr)