Piring Terbang untuk Planet Mars
Bentuknya seperti pesawat mahluk luar angkasa, sejatinya wahana berwujud piring terbang yang belakangan sering terlihat di langit Pasifik adalah wahana pendarat milik NASA yang rencananya akan dipakai di Mars.
Wahana Kargo untuk Mars
Low-Density Supersonic Decelerator (LDSD) dikembangkan NASA sebagai wahana berawak untuk mendarat di planet Mars. Dengan LDSD, NASA bisa mengirimkan muatan berbobot 2 hingga 3 ton, jauh dibandingkan dengan bobot maksimal 1 ton seperti yang dimiliki jenis wahana yang ada saat ini.
Bermula dari Viking
Pengembangan LDSD berawal dari sistem parasut milik program Viking yang berhasil mendaratkan dua wahana nirawak di Mars tahun 1976. Sistem serupa digunakan untuk mengirimkan wahana Curiosity ke Mars 2012 silam. Sistem parasut Viking memungkinkan bobot maksimal yang lebih tinggi, serta menghemat bahan bakar.
Parasut Terbesar
Menurut berbagai media, NASA mengucurkan dana sebesar 230 juta US Dollar untuk mengembangkan LDSD. Berbeda dengan pendahulunya, parasut yang digunakan NASA untuk piring terbang ini memiliki lebar 30 meter dan termasuk parasut paling besar yang pernah digunakan manusia.
Tersandung di Ujicoba Perdana
Pada ujicoba perdana 2014 silam, piring terbang NASA berhasil melakukan serangkaian tes, kecuali saat parasut utama tidak mengembang kendati berhasil dilepaskan. Akibatnya wahana anyar ini terbang menghujam samudera Pasifik dengan kecepatan hingga 42 kilometer per detik. Beruntung ilmuwan bisa menyelamatkan kotak hitam dan data-data penerbangan yang tersimpan.
Ujicoba Kedua
Untuk menyempurnakan sistem parasut pada LDSD, NASA menggelar uji terbang kedua pada awal Juni 2015. Kali ini NASA berniat menguji sistem parasut utama dan piringan balon yang mengembang di sekitar wahana untuk memperlambat laju terbang ketika memasuki atmosfer Bumi.
Parasut Terkoyak
Namun setelah fase awal yang berjalan lancar, ujicoba LDSD kembali mengalami kegagalan. Perkaranya lagi-lagi parasut utama yang kendati sukses dilepaskan, namun gagal mengembang karena mengalami kerusakan selama proses tersebut.
Selanjutnya di 2016
Dua ujicoba LDSD menunjukkan NASA masih harus menyempurnakan desain parasutnya sebelum wahana ini bisa mengangkut manusia ke Mars. Hingga pertengahan tahun 2016, badan antariksa AS ini berambisi menuntaskan kendala tersebut sebelum fase ujicoba ketiga digelar.