150711 Libyen Türkei
15 Juli 2011Di daftar panjang para tamu antara lain tertera perwakilan negara-negara NATO, anggota-anggota Uni Eropa dan perwakilan sejumlah negara-negara Arab. Menurut keterangan juru bicara kementerian luar negeri Turki, sejumlah menteri luar negeri akan ikut serta langsung dalam pertemuan puncak ini. Antara lain menteri luar negeri Australia, Bahrain, Kanada, Perancis, Italia, Belanda, Polandia, Uni Emirat Arab dan dari Amerika Serikat.
Hillary Clinton juga menggabungkan kunjungannya ke Istanbul ini dengan kunjungan bilateral antara Amerika Serikat dengan Turki dan Yunani. Menteri luar negeri Jerman Guido Westerwelle, yang saat ini sedang berada dalam kunjungan di Amerika Selatan, akan diwakili oleh sekertaris negara Emily Haber.
NATO lanjutkan serangan udara
Para peserta pertemuan di Istanbul kemungkinan akan mendiskusikan tiga poin penting. Bagaimana posisi mereka secara militer di Libya? Bagaimana posisi politisnya? Dan bagimana masa depan negara Afrika utara ini? NATO telah menegaskan, bahwa pihaknya akan melanjutkan serangan udaranya atas pasukan Gaddafi. Seorang juru bicara NATO awal minggu ini kembali menegaskan di Brussel, apa yang harus dilakukan Gaddafi, yaitu penghentikan semua serangan atas warga sipil, ia harus menarik semua unit militer rezimnya balik ke barak-baraknya, dan menjamin akses terhadap bantuan kemanusiaan."
Pemerintah Turki sebagai tuan rumah ingin memaparkan sebuah rencana perdamaian bagi Libya. Seorang diplomat Turki mengumumkan di Ankara, pihaknya akan merancang beberapa opsi untuk membebaskan dan mendemokratisasikan Libya. Belum diketahui detil lebih lanjut mengenai inisiatif Turki ini.
Turki dukung dewan pemerintahan peralihan
Yang juga akan ikut berdiskusi di Istanbul adalah perwakilan-perwakilan dewan pemerintah peralihan Libya, yang terdiri dari para pemberontak Libya. Mereka sekarang telah memulai kontak diplomatis dengan beberapa negara. Jerman juga secara resmi sudah mengakui dewan pemerintah peralihan ini dengan ketuanya Mahmud Jibril. Pemerintahan interim ini juga mungkin akan menggunakan pertemuan di Istanbul untuk mendapatkan pengakuan resmi dari negara-negara lainnya. Turki, yang sebelum krisis Libya merupakan salah satu partner ekonomi erat pemerintahan Muammar Gaddafi, sekarang juga sudah mengakui dewan pemerintah peralihan ini.
Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu dalam kunjungannya di Bengasi beberapa hari yang lalu mengatakan, bahwa "Turki mendukung pemerintahan sementara Libya dan semua tuntutan logis warga Libya dengan segala cara. Negara ini memerlukan sebuah dobrakan politis sesuai dengan keinginan dan harapan rakyatnya. Sesuai dengan ini: Gaddafi harus mundur."
Menteri luar negeri Turki juga mengatakan dalam kunjungannya, bahwa ia berharap, perang saudara di Libya bisa dihentikan sebelum bulan puasa tahun ini, yaitu tanggal satu Agustus. Ini merupakan sebuah rencana yang sangat ambisius, yang ditargetkan tuan rumah Turki dalam pertemuan puncak di Istanbul.
Steffen Wenzel / Anggatira Gollmer
Editor: Andy Budiman