1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertemuan Jokowi-Pompeo Tingkatkan Hubungan Kedua Negara

30 Oktober 2020

Kedatangan Menlu AS ke Indonesia dinilai membawa pesan peringatan untuk Cina. Selain itu, pertemuan tersebut diyakini memberi dampak kepada stabilitas kawasan, termasuk perairan Natuna.

https://p.dw.com/p/3kdBD
Mike Pompeo bertemu Joko Widodo
Menlu AS Mike Pompeo (kiri) saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor (29/19)Foto: Muchlis Jr-Biro Pers Sekretariat Presiden

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menilai kunjungan Menlu AS Mike Pompeo ke Indonesia membawa pesan peringatan untuk Cina. Sebab, belakangan ini Cina sangat agresif terkait Laut Cina Selatan.

"Kehadiran Menteri Luar Negeri Pompeo ke Indonesia untuk bertemu dengan mitranya Menlu RI Retno Marsudi dan beraudiensi dengan Presiden Joko Widodo positif untuk memberi pesan kepada Cina yang belakangan sangat agresif di Laut Cina Selatan," kata Hikmahanto saat dihubungi, Kamis (29/10).

Menurutnya, hal itu terlihat ketika Pompeo mengapresiasi pernyataan Menlu Retno Marsudi yang meminta semua negara untuk menghormati UNCLOS di Laut Cina Selatan. Dia menilai hal itu secara tidak langsung sebagai bentuk kritik terhadap Cina.

"Pernyataan ini tentu mengkritik Cina yang mengklaim sembilan garis putus yang tidak memiliki dasar dalam UNCLOS dan telah dinyatakan demikian oleh putusan Permanent Court of Arbitration pada tahun 2016," ujarnya.

Menurutnya, Indonesia kini tidak gentar menyampaikan kritik meski masih bergantung pada utang dari Cina. Hikmahanto memandang sikap itu menunjukkan Indonesia telah menjalankan politik bebas aktif.

"Ini menunjukkan Indonesia telah menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif di mana Indonesia tidak berpihak ke Cina maupun AS tetapi pada hukum internasional, khususnya UNCLOS," ujarnya.

Berdampak ke stabilitas perairan Natuna

Komisi I DPR RI menilai pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dengan Menlu AS Mike Pompeo bagus untuk Indonesia. Ia berharap pertemuan itu bisa berdampak pada stabilitas kawasan, termasuk soal perairan Natuna.

"Komunikasi yang intens dengan AS kita harapkan juga berdampak pada stabilitas wilayah kawasan, termasuk perairan Natuna," kata Ketua Komisi I DPR Meutya Viada Hafid saat dihubungi, Kamis (29/10).

Politikus Partai Golkar itu juga mengatakan kunjungan Mike Pompeo ke Indonesia semakin menunjukkan Indonesia dianggap mitra penting bagi AS. Dengan demikian, menurutnya, banyak hal baik yang bisa didapat Indonesia dari hubungan yang baik dengan AS tersebut, mulai dari bidang pertahanan, keuangan, hingga penanganan COVID-19.

"Dalam berbagai hal baik itu pertahanan (pertemuan kedua Menhan kemarin) maupun hubungan dagang karena dalam delegasi juga ikut yang mewakili pemerintah AS bidang keuangan," katanya.

Diharapkan tingkatkan kerja sama perdagangan

Senada dengan Meutya, anggota Komisi I DPR F-PKB Abdul Kadir Karding menilai pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo sebagai pertemuan yang strategis. Pasalnya, AS dinilai sebagai negara super power dengan kekuatan ekonomi yang besar.

"Amerika sebagai negara sahabat yang memiliki power kekuatan dan potensi ekonomi yang besar, tentu bersahabat dengan mereka adalah bagian yang tidak terpisahkan dari visi hubungan luar negeri Pak Jokowi selama ini. Dan untuk itu dapat dipastikan bahwa pertemuan AS dengan Presiden Jokowi adalah sesuatu yang sangat strategis," kata Karding kepada wartawan, Jumat (30/10).

Karding berharap pertemuan Jokowi dan Pompeo bisa meningkatkan hubungan diplomasi kedua negara. Selain itu, Indonesia diharapkan bisa meningkatkan kerja sama di bidang lain dengan AS, termasuk soal perdagangan.

Sebelumnya, Menlu AS Michael Richard 'Mike' Pompeo melakukan lawatan ke Indonesia. Pompeo bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor.

Selain bertemu Jokowi, Mike Pompeo juga bertema Menlu Retno Marsudi. Pompeo dan Retno membahas visa pelajar hingga Laut Cina Selatan.

Saat bertemu Mike Pompeo, Jokowi ingin AS memahami kepentingan negara-negara berkembang serta negara-negara muslim. Jokowi juga mendorong AS bersama negara di Asia Tenggara mewujudkan stabilitas di kawasan. (Ed: rap/gtp)

 

Baca selengkapnya di:DetikNews 

Kunjungi Jokowi, Pompeo Dinilai Bawa Pesan Peringatan AS ke China

Komisi I Harap Pertemuan Jokowi-Menlu AS Berdampak Stabilitas di Laut Natuna

Legislator PKB: AS Negara Super Power, Pertemuan Jokowi-Pompeo Strategis