Perang Kotor, Perusahaan Keamanan Swasta di Somalia
9 Agustus 2011Bandar udara Mogadishu diantara bukit pasir dan reruntuhan. Setelah berbulan-bulan ditutup, Aden Adde International Airport kembali dicat putih dan dibuka kembali. Pengamanan di bandar udara itu, juga semakin membaik dalam bulan-bulan terakhir. Itu semua berkat perusahaan keamanan swasta Ska Sky & Logistic, yang berpusat di Dubai. Ska bukanlah satu-satunya perusahaan swasta yang menawarkan jasa keamanan, yang beroperasi di Somalia. Berapa jumlah total perusahaan keamanan swasta di negara itu, Iman Ahmed tak mengetahuinya. Ahmed adalah penasihat untuk kementerian pertahanan Somalia dan bertanggungjawab atas kerjasama dengan perusahaan-perusahaan tersebut. Ia menuturkan : „Kementerian pertahanan kurang mengetahui perusahaan keamanan swasta yang beroperasi di kawasan yang dikontrol oleh pemerintah. Namun kami menginginkan dokumen tertulis lengkap dengan informasi mengenainya, apa saja yang sesungguhnya mereka lakukan.“
Dokumen-dokumen ini lebih banyak kekurangannya, ujar Iman Ahmed. Militer Somalia kurang terlatih dan tidak dapat mengontrol kawasannya. Pemerintah Somalia, PBB dan juga Uni Afrika menunjuk perusahaan-perusahaan keamanan swasta untuk mengisi celah-celah kekurangan ini. Tapi, hingga kini tak seorangpun mengetahui pasti, dimana perusahaan-perusahaan itu beroperasi dan apa mandatnya. Termasuk kementerian pertahanan itu sendiri. Seperti dikatakan Ahmed: „Perusahaan-perusahaan yang kita tahu pasti adalah Saracen dan Ska Logistic. Selebihnya yang diketahui, adalah CIA Amerika punya fasilitas di dekat bandara.”
Kenyataan bahwa CIA beroperasi di Somalia, sudah diketahui sejak bertahun-tahun. Diduga, berdasarkan informasi agen-agen di sana, militer AS menerbangkan pesawat pengintai dan helikopter tempurnya dalam memerangi pemimpin-pemimpin radikal Muslim.
Saracen International tak kalah kontroversial. Perusahaan yang berkedudukan di Afrika Selatan itu sudah memiliki kontrak dengan pemerintah untuk melatih pasukan keamanan Somalia. Sejak hal itu diketahui, lebih banyak anggota parlemen Somalia yang meminta agar kontrak itu dibatalkan. Kembali Ahmed: „Setiap orang masih ingat, apa yang dilakukan perusahaan militer di Irak. Terutama Blackwater yang sangat tajam diingat orang. Dari perusahaan ini yang ada hanya hal buruk.“
Di Somalia, perusahaan Saracen memiliki kontak dengan pendiri Blackwater Eric Prince dan perusahaan barunya, Reflex Resources. Tentara Blackwater telah membunuh 17 warga sipil di Irak dalam sebuah pembantaian.
Penentangan terhadap perusahaan militer di Somalia memiliki alasan tepat, ujar seseorang yang jelas lebih tahu ketimbang Iman Ahmed. Atas alasan keamanan ia tak mau identitasnya diketahui orang. Ia menceritakan terdapat empat perusahaan yang selalu tampil di arena. Mereka memberikan dukungan logistik dan pelatihan militer bagi tentara Somalia. Namun disamping itu, mereka memiliki kepentingan. Mereka melakukan percobaan senjata. Terkadang melakukan percobaan senjata yang dilarang oleh hukum internasional atas alasan kemanusiaan. Misalnya bom curah. Dikisahkan oleh orang yang meminta namanya untuk tidak disebutkan itu: “Senjata-senjata itu tak bersuara. Namun bila jatuh ke tanah menimbulkan ledakan sangat besar. Dan setiap senjata itu terbagi atas beberapa bagian, yang setiap bagiannya juga menimbulkan ledakan.”
Bettina Rühl / Ayu Purwaningsih
Editor : Pasuhuk