"Penjaga Rumah" di Jerman
4 Desember 2012Daerah Katernberg di kota Essen dulu makmur berkat pertambangan batu bara. Banyak lapangan kerja yang tersedia, begitu juga toko-toko perbelanjaan. Namun, pertambangan ditutup tahun 1993. Katernberg mulai redup. Lapangan kerja berkurang, masalah sosial bertambah. Rumah-rumah kosong, ditinggal penghuninya.
Masalah itu belum tertangani hingga sekarang. Di salah satu rumah tua ada poster bertuliskan "dijaga penghuni". Dulu, rumah ini adalah "Salon Andreas". Kini Christoph Meinl yang tinggal disana. Tapi, Meinl bukan sembarang penyewa rumah. Ia juga seorang penjaga rumah.
Sewa rumah dengan harga sangat murah
Apartemen Christoph Meinl sangat besar. Dua kamar, dapur besar dan kamar mandi. Ia hanya perlu membayar 175 Euro per bulan atau sekitar dua juta rupiah. Di Jerman ini harga yang amat murah. Meinl tidak perlu membayar harga biasa karena ia juga bertugas "menjaga" properti tersebut. Yakni dengan cara tinggal di sana.
Meinl menemukan penawaran apartemen tersebut secara tidak sengaja dari agen sewa rumah Camelot. "Saya sebenarnya tidak tahu apa arti sesungguhnya dari "penjaga rumah." Pada awalnya ia pikir, itu seperti satpam yang dibayar atas pekerjaannya. Kemudian ia baru mengetahui, bahwa tugasnya hanya tinggal di rumah tersebut. Ini penawaran yang sempurna bagi Meinl. Kantornya hanya berjarak beberapa langkah dari apartemennya. "Tinggal di rumah besar, dengan uang kecil," ujar Meinl.
Kunjungan tanpa pemberitahuan
Namun, Meinl juga harus mematuhi peraturan yang tidak berlaku bagi seorang penyewa rumah/apartemen biasa. "Saya harus lapor ke agen sewa rumah kalau saya tidak ada di rumah untuk jangka waktu yang lama. Tapi biasanya ini bukan masalah", kata Meinl. Di apartemennya juga tertera peraturan penggunaan rumah. Antara lain, larangan merokok, tidak boleh ada hewan peliharaan, tidak boleh menyalakan lilin, dan tidak boleh mengadakan pesta. Setidaknya sebulan sekali, agen sewa rumah Camelot akan datang tanpa pemberitahuan sebelumnya. Meinl mengaku ini sedikit membatasi ruang pribadinya, tapi setidaknya mereka tidak membuka lemari atau laci.
Camelot adalah perusahaan asal Belanda yang sudah 20 tahun bergerak di bidang sewa rumah semacam itu. Kala itu, pimpinan Camelot saat ini, masih mahasiswa dan mencari tempat tinggal yang murah. Situasi itulah yang memberikannya inspirasi untuk membangun bisnis tersebut. Camelot mewakili properti para pemilik dan menyewakannya kepada para penjaga rumah. Khususnya, bangunan yang tidak bisa diparaskan oleh pemiliki di pasar sewa biasa. Rumah-rumah yang biasanya tidak pernah dihuni lagi.
"Kehadiran penjaga rumah membantu pemilik agar tidak mengalami dampak dari rumah kosong. Seperti perusakan, perampokan, dan semacamnya", kata Karsten Linde yang mengelola bisnis Camelot di Jerman. Sejak akhir 2010 perusahaan ini mulai aktif di Jerman dan di lima negara Eropa lainnya. Di Jerman saja ada sekitar 4000 bangunan dengan lebih dari 10.000 penjaga rumah ditangani Camelot.
Rumah sakit, istana, gereja
Di ruangan Linde di Düsseldorf terpampang foto obyek menarik bagi para penjaga rumah. "Beberapa sudah mulai kami tawarkan", kata Linde. "Sekolah tua di Berlin, rumah sakit, rumah besar lengkap dengan taman, juga gereja, bandara kecil dan istana tua."
Tapi untuk bisa tinggal murah di gedung sekolah atau istana, penjaga rumah harus sangat fleksibel. Mereka bisa diminta keluar dari rumah hanya dalam kurun waktu empat minggu setelah pemberitahuan, jika sang pemilik ingin menempatinya lagi. Penjaga rumah harus cepat pindah dan mencari tempat baru. Karena itu biasanya orang muda dan jarang yang sudah berkeluarga, yang tertarik dengan model sewa rumah semacam ini. Demikian ujar Karsten Linde dari Camelot. Selain itu, para penjaga rumah tidak boleh mengubah banyak hal di bangunan yang mereka tempati. Renovasi besar tidak boleh dilakukan. Perubahan kecil harus disetujui terlebih dahulu oleh Camelot.