Pemain Tenis Profesional Protes Jadwal Padat
11 Oktober 2011Pemain tenis asal Skotlandia Andy Murray membantah berita, bahwa para pemain akan melakukan aksi mogok karena jadwal pertandingan yang terlalu padat. Menurutnya, ia dan pemain tenis lainnya ditampilkan oleh media sebagai sosok yang manja. Dalam konferensi pers jelang turnamen Shanghai Masters, Murray menegaskan : "Saya, dan tidak ada pemain lain yang saya kenal, bermaksud melakukan aksi mogok."
Murray yang mempertahankan gelarnya di Shanghai mengatakan, pernyataannya bulan lalu tentang para pemain akan mempertimbangkan untuk mogok telah diartikan secara salah. "Saat saya mengatakan, ada kemungkinan semacam itu, saya tidak mengira perhatian media sedemikian besar. Para pemain bahkan belum membicarakannya", demikian tambah Murray.
Pemain peringkat empat dunia itu mengatakan, Dewan Pemain akan mencoba mengorganisir pertemuan sebelum akhir tahun untuk membahas masalah tersebut. Sebelumnya, Murray mengungkapkan kepada BBC bulan lalu, para pemain mungkin akan membicarakan aksi mogok saat bertemu dalam turnamen di Shanghai.
Pemain Spanyol Rafael Nadal membantah, bahwa perundingan tidak jadi digelar di Shanghai karena ketua Dewan Pemain Tenis Pria Profesional (ATP) Roger Federer tidak hadir. Federer mengundurkan diri karena merasa keletihan. Menurut Nadal, "Saya wakil ketua, dan saya ada disini. Itu bukan masalahnya. Saya tidak mau mengatakan sesuatu, karena jika saya mengatakannya sekarang, mungkin nantinya tidak akan terjadi." Nadal mengaku, ia berbicara dengan banyak pemain dan mereka berdiskusi tentang perubahan jadwal pertandingan.
Para pemain dengan peringkat tinggi, diwajibkan untuk turut serta di semua empat turnamen Grand Slam, delapan turnamen Masters, putaran final World Tour dan sejumlah turnamen dengan bintang yang lebih sedikit. Tahun lalu, turnamen di Shanghai menampilkan 16 pemain terbaik dunia. Namun, tahun ini empat dari 10 pemain terbaik tidak ikut serta karena cedera, kelelahan atau sakit. Termasuk diantaranya Federer dan peringkat satu dunia Novak Djokovic.
rtr / afp / Vidi Legowo-Zipperer
Editor : Marjory Linardy