Pekerja Freeport Indonesia di Papua Mogok Massal
16 September 2011Ribuan pekerja PT. Freeport secara bergelombang turun meninggalkan areal tambang di Tembagapura menuju Timika Papua. Sesuai seruan Serikat Pekerja, Jumat (16/09) mereka melakukan aksi mogok kerja.
Juru Bicara Serikat Pekerja Virgo Solossa mengatakan, pemogokan dimulai pada hari Kamis, dan menyebabkan aktivitas pertambangan lumpuh. Dia menegaskan, meski perusahaan telah mengancam akan memotong gaji, namun jumlah karyawan yang ikut seruan mogok massal terus membesar. Jumlah pekerja yang ikut aksi kali ini lebih banyak dari aksi sebelumnya yang dilakukan Juli lalu.
"Aksi ini kita sudah masuk ke hal hal yang subtansi. Melalui suatu mekanisme kami sudah berunding dan perundingan itu menurut hemat kami sudah gagal. Sehingga secara hukum itu jauh lebih kuat ketimbang aksi yang pertama. Oleh sebab itu kepercayaan teman teman jauh lebih besar dan itu terbukti dengan dukungan yang akan diberikan seluruh kontraktor yang ada. Jadi otomatis jauh lebih besar . Dari kemarin mobilisasi sampai hari ini sudah ada 12 sampai 13 ribu. Tidak sampai 1 bulan, 1 minggu ke depan ini sudah lumpuh, ini produksinya sudah stop kok," kata Virgo Solossa.
Pemogokan ini dilakukan, setelah perundingan antara Serikat Pekerja dan Perusahaan menemui jalan buntu. PT. Freeport menolak tuntutan karyawan untuk menaikkan gaji. Para pekerja PT. Freeport, mengancam akan melakukan aksi mogok selama satu bulan.
"Gaji Pekerja Freeport Indonesia Jauh Lebih Kecil"
Juru Bicara Serikat Pekerja, Virgo Solossa mengatakan, tuntutan kenaikan gaji itu sangat wajar karena upah yang mereka terima lebih kecil dibandingkan pekerja 14 perusahan tambang Freport McMoran di negara lain.
"Kami mengajukan kenaikan dari 1,5 dollar AS untuk yang terendah per jam itu kami minta dibayar sekitar 17 dollar, sampai dengan yang tertinggi 25 dollar sekarang, kami minta menjadi 43 dollar. Setelah kami melihat dari produksi dan keuntungan yang dicapai oleh perusahaan. Maka menurut hemat kami, sangat sangat wajar (tuntutan) upah tersebut. 13 perusahaan lain dibawah naungan Freport Mac Moran itu, PT Freeport Indonesia primadona nya. Semua aset dan pemasukan terbesar dari kami. Dia bisa bergerak besar sampai ke Kongo dan terus memperbesar sayapnya ke negara lain, tapi kenapa upah kami sangat rendah dibandingkan dengan upah Freeport yang lain," Virgo menjelaskan.
Manajemen Freeport sejauh ini menolak berkomentar mengenai aksi mogok ini. Namun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Darwin Zahedy Saleh di Jakarta mengingatkan dampak ekonomi dari aksi mogok, karena setiap harinya pemerintah Indonesia kehilangan pendapatan Rp 57 milyar. Aksi ini membuat produksi maksimal emas dan tembaga Freeport turun 230.000 ton setiap harinya.
Juru Bicara PT Freeport Indonesia, Ramdhani Sirait mengungkapkan kekecewaan manajemen atas aksi mogok ini. Katanya, "Manajemen PT Freeport yang pasti kecewa, karena pada dasarnya sejak awal perundingan manajemen selalu berupaya berunding dengan itikad baik. Dan saat ini sedang dilakukan mediasi formal oleh kantor kementerian tenaga kerja di Jakarta dengan mengundang perusahaan dan SPSI tentunya dan kita lihat bagaimana tapi pada intinya perusahan sangat berharap perundingan kerja bersama terbaru itu bisa kita implementasikan bersama pada Oktober 2011 ini."
PT Freeport, adalah perusahaan asal Amerika Serikat yang mendapat konsesi untuk mengeksplorasi pertambangan di pegunungan Grasberg, Papua, yang menyimpan kandungan emas dan tembaga terbesar di dunia.
Zaki Amrullah
Editor: Andy Budiman