Epidemiolog Prediksi Corona di RI Menuju Puncak Kasus
22 Mei 2020Jumlah kasus positif corona di Indonesia mencapai angka tertinggi selama penanganan virus corona yakni mencapai 973 kasus per hari. Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) menilai akan ada jumlah yang lebih tinggi lagi karena corona di Indonesia sedang menuju puncak kasus.
"Lagi naik ini menuju puncak (kasus). Mungkin ada angka yang lebih tinggi," kata Epidemiolog UI, Pandu Riono.
Pandu mengatakan kasus tertinggi dari Jawa Timur itu disebabkan karena angka penularan saat ini masih tinggi. Menurutnya, penularan yang masih tinggi disebabkan karena masyarakat masih banyak yang tidak patuh terhadap pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Selain itu, peningkatan kapasitas testing terhadap warga yang diindikasikan tertular corona juga menjadi faktor tingginya angka kasus positif. Seperti di Jawa Timur, kenaikan jumlah testing yang dilakukan pemerintah daerah membuat angka positif itu terjadi lonjakan yang tinggi dalam skala nasional.
"Layanan testing di Jatim itu meningkat tajam, tadinya hanya 300 per hari sekarang sudah mencapai sekitar 2.000 per hari. Jadi antreannya memang banyak, begitu diperiksa langsung melonjak tinggi karena testing meningkat," katanya.
Puluhan tenaga kesehatan positif COVID-19
Kasus positif corona di Jawa Timur melonjak sebanyak 502 pasien. Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Jatim menyebut lonjakan ini dari klaster lama. Namun, ada satu klaster baru yakni klaster rumah sakit atau tenaga kesehatan.
Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Jawa Timur dr. Kohar Hari Santoso mengatakan dari 502 tambahan ini, ada 20 pasien yang merupakan tenaga kesehatan.
"Memang yang ada ini penambahan dari klaster-klaster yang sudah ada, yang baru hanya klaster dari rumah sakit. Ada dari tenaga kesehatan yang kemudian ada positif COVID-19 sebanyak 20," papar Kohar di Surabaya.
Kohar merinci 20 tenaga kesehatan yang terkena corona ini 12 di antaranya adalah tenaga kesehatan, 4 dokter, dan 3 dokter spesialis. Namun, Kohar menyebut jika para tenaga kesehatan ini kebanyakan tidak menangani virus corona secara langsung.
"Tapi bukan dia menolong COVID-19 secara langsung, tapi karena dia melakukan kegiatan pelayanan di tempat lain," imbuhnya.
Sementara klaster tambahan lainnya, lanjut Kohar, yakni masyarakat yang bepergian ke luar negeri hingga luar kota. "Kemudian yang lainnya adalah masuk dalam penambahan klaster yang sudah ada. Memang ada satu yang kita bisa kelompokkan adalah kelompok yang melakukan perjalanan ke luar negeri," pungkas Kohar. (Ed: ha/rap)
Baca selengkapnya di: DetikNews
Kasus Corona Pecah Rekor Tertinggi di RI, Epidemiolog: Ini Menuju Puncak
Lonjakan 502 Kasus Corona di Jatim, 20 di Antaranya Klaster Tenaga Kesehatan