1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PDIP: Kami Beri Jokowi Privilese, Namun Kami Ditinggalkan

30 Oktober 2023

PDIP merasa saat ini ditinggalkan oleh Jokowi usai memberikan hak istimewa kepada Jokowi dan keluarga. Hal itu disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulis pada Minggu (29/10).

https://p.dw.com/p/4YBJp
Sekjen PDIP - Hasto Kristiyanto
Foto: Andhika Prasetia/detikcom

Sekjen PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengatakan saat ini partainya dalam suasana sedih dan terluka hatinya. PDIP mengatakan banyak kader hingga simpatisan tak percaya kondisi hubungan partai dengan keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Ketika DPP partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Minggu (29/10/2023).

Hasto mengatakan PDIP memberikan keistimewaan atau privilege kepada Jokowi dan keluarga. Namun, pemberian partai berlambang banteng itu ditinggalkan Jokowi dan keluarga.

"Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan Konstitusi. Pada awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi," ujar Hasto.

Seluruh simpatisan, anggota dan kader PDIP, menurut Hasto, sepertinya belum selesai rasa lelahnya setelah berturut-turut bekerja dari lima pilkada dan dua pilpres kepada Jokowi.

"Itu wujud rasa sayang kami. Pada awalnya kami memilih diam. Namun apa yang disampaikan Butet Kartaredjasa, Goenawan Mohamad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi dll beserta para ahli hukum tata negara, tokoh pro demokrasi dan gerakan civil society, akhirnya kami berani mengungkapkan perasaan kami," imbuhnya.

Ganjar: Saya hormati keputusan Pak Jokowi dan Mas Gibran

PDI Perjuangan (PDIP) merasa ditinggal oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka. Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar menghormati keputusan Jokowi dan Gibran.

Hal itu disampaikan Ganjar usai mendatangi Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Ulum, Jakarta Selatan, Minggu (29/10/2023). Ia menganggap pilihan keduanya itu sah dan tidak dilarang.

"Sampai detik ini saat ini saya menghormati Pak Jokowi, menghormati Mas Gibran sebagai suatu pilihan-pilihan politik," kata Ganjar kepada wartawan.

Meski begitu, Ganjar mengaku sedih adanya perbedaan pilihan politik antara PDIP dengan Jokowi beserta keluarga. Namun, ia menegaskan tetap akan berjuang dan bergerak.

"Kesedihan itu pasti ada, tapi kita nggak akan cengeng, banteng nggak cengeng, banteng Ketaton itu langsung bergerak. Gitu," imbuhnya.

Diketahui, Gibran resmi diusung jadi cawapres Prabowo berdasarkan kesepakatan para ketum parpol Koalisi Indonesia Maju. Pengumuman itu disampaikan langsung oleh Prabowo didampingi seluruh ketum partai koalisi di kediamannya Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu (22/10). (gtp/gtp)

Baca artikel selengkapnya di: DetikNews

PDIP: Kami Beri Privilege ke Jokowi dan Keluarga, Namun Kami Ditinggalkan

Ganjar: Saya Hormati Keputusan Pak Jokowi dan Mas Gibran