030811 UN Ostafrika Hungersnot
3 Agustus 2011Perserikatan Bangsa-Bangsa khawatir krisis kelaparan di Afrika Timur semakin gawat di hari-hari mendatang. Hampir dua pekan lalu, PBB mengumumkan secara resmi dua kawasan Somalia dilanda bencana kelaparan. Koordinator Bantuan Darurat PBB Valerie Amos mengatakan "Jika tidak segera datang bantuan lebih besar, bencana kelaparan akan meluas ke lima sampai enam kawasan lainnya. Puluhan ribu warga Somalia sudah tewas, ratusan ribu lainnya terancam kelaparan."
Gelombang pengungsi berdatangan tidak ada habisnya. Setiap hari ratusan orang tiba di kamp pengungsi Dadaab Kenya. Kebanyakan tiba dengan sisa kekuatan terakhir setelah berjalan kaki meninggalkan kawasan Somalia Selatan, yang semakin parah dilanda kekeringan.
Semua ternak mati, tidak ada lagi yang dapat dimakan, ujar seorang pria tua.
Kawasan di selatan Somalia dikuasai kelompok radikal Al Shabaab. Mereka melarang masuknya organisasi bantuan internasional. Ini berarti sekitar dua juta orang tidak mendapat akses pasokan bahan pangan. Disampaikan Koordinator Bantuan Darurat PBB Valerie Amos
"Cerita-cerita yang kami dengar mengerikan. Orang tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan seorang ibu yang harus meninggalkan anaknya yang meninggal dalam perjalanan ke kamp pengungsi. Atau semua anak yatim piatu yang tiba di kamp penampungan, sakit dan kurang makan tanpa perspektif apapun. Cerita-cerita itu seharusnya menyadarkan kita."
Sejauh ini masyarakat internasional menyediakan bantuan sekitar satu milyar dollar bagi korban kelaparan. Tapi PBB memperkirakan jumlah yang dibutuhkan dua kali lipatnya.
Program Pangan PBB berupaya bekerja sama dengan petugas lokal di Somalia untuk setidaknya dapat memasuki sejumlah kawasan di selatan. Tapi sampai kini keberhasilannya minim. "Kami bersedia memperluas jangkauan tugas kami. Tapi kami dihadapkan pada kelompok-kelompok bersenjata yang mengatakan bahwa kami tidak diinginkan di sana. Kami mencoba semua cara untuk berunding dengan mereka dan mengubah situasi ini."
Tapi kelompok garis keras di kalangan kelompok islamis sejauh ini tampaknya tetap tidak terjangkau. Mereka bahkan membantah adanya bencana kelaparan di Somalia. Bagi puluhan ribu orang itu berarti vonis hukuman mati.
Antje Diekhans/Dyan Kostermans
Editor: Agus Setiawan