171011 Kenia Somalia Einmarsch
18 Oktober 2011"Tentara kami maju berperang". Demikian judul harian terbesar Kenya. Pemerintah sudah memutuskan memerangi kelompok radikal Al Shabaab di negara tetangga Somalia. Hal itu dipicu sejumlah kasus penculikan pekan lalu.
Mula-mula dua turis perempuan masing-masing asal Inggris dan Perancis diculik dari kawasan wisata dekat perbatasan Somalia. Hari Kamis (13/10) orang tidak dikenal menculik dua petugas perempuan organisasi bantuan Dokter Tanpa Batas. Keduanya bertugas di kamp pengungsi Dadaab, yang menampung sekitar setengah juga warga Somalia.
Dari keempat perempuan itu hingga kini tidak ditemukan tanda-tanda. Menurut pendapat pemerintah Kenya, Al Shabaab bertanggung jawab atas kejadian tersebut. George Saitoti Menteri urusan keamanan dalam negeri Kenya: "Ini untuk pertama kalinya Kenya terancam terorisme dalam konteks sebesar ini."
Seberapa luas penugasan militer di Somalia, tidak disampaikan pemerintah Kenya. Hanya tugas militer itu akan masuk sampai 100 kilometer kawasan negara tetangga Somalia untuk mengusir Al Shabaab dari kawasan tersebut. Tampaknya pasukan Kenya bergerak ke dua kawasan perbatasan di Somalia. Penduduk di sana melaporkan mereka melihat truk-truk berisi tentara dan helikopter tempur disana. Menteri Saitoti menjelaskan musuh harus dikejar kemanapun mereka berada. "Upaya ini selaras dengan Piagam PBB artikel 51. Yang menyebutkan setiap negara memiliki hak untuk melindungi dirinya sendiri. Demikian pula yang tercantum dalam undang-undang kami."
Sebaliknya utusan Somalia untuk PBB Omar Jamal mengatakan penyerbuan Kenya melanggar kedaulatan negaranya. Selain itu situasi di Somalia yang masih dilanda bencana kelaparan dapat semakin buruk dengan operasi militer tersebut . "Pemerintah Kenya sangat khawatir karena orang asing diculik. Tapi bagaimanapun pasukan mereka tidak boleh menyerbu ke Somalia, itu melanggar hukum internasional."
Milisi Al Shabaab mengumumkan akan menyampaikan pernyataan. Kelompok radikal Islam itu terakhir harus meninggalkan markas besarnya di ibukota Somalia Mogadishu. Dari selatan negara itu mereka kemungkinan besar tidak akan secepatnya mau diusir.
Antje Diekhans/Dyan Kostermans
Editor Hendra Pasuhuk