Neuralink Milik Elon Musk Lolos Uji Implan Otak pada Manusia
26 Mei 2023Perusahaan milik Elon Musk, Neuralink, pada hari Kamis (25/05) mengatakan bahwa pihaknya telah menerima persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk pertama kalinya meluncurkan uji coba implan otak pada manusia.
Perusahaan ini mengumumkan pernyataan di Twitter dan mengatakan bahwa persetujuan tersebut "merupakan langkah awal yang terpenting, yang suatu hari nanti akan memungkinkan teknologi kami untuk membantu banyak orang."
Tujuan dari perusahaan ini adalah untuk mengembangkan brain chip yang dapat ditanamkan dalam otak manusia untuk mengobati gangguan saraf.
Implan ini mungkin nantinya akan cukup kuat untuk membuat manusia bisa lebih sejajar dengan komputer super cerdas di masa depan. Namun, Neuralink bukanlah satu-satunya perusahaan yang bergerak di bidang yang dikenal sebagai industri antarmuka otak komputer atau BCI.
Berlomba menguraikan gelombang otak untuk teknologi eksternal
Para ilmuwan di berbagai perusahaan juga tengah bekerja untuk mengembangkan kecerdasan buatan (AI) untuk otak, di mana orang-orang dengan cedera tulang belakang yang parah misalnya, dapat berbicara atau mengetik menggunakan gelombang otak.
CEO Meta Mark Zuckerberg telah membeli CTRL-labs, yakni sebuah perusahaan rintisan yang mengembangkan antarmuka saraf noninvasif, pada tahun 2019.
Perusahaan rintisan tersebut dilebur menjadi satu ke dalam Reality Labs milik Facebook, yang bertujuan untuk "mengubah cara kita berinteraksi dengan perangkat secara fundamental."
Izin FDA begitu signifikan
Meskipun teknologi antarmuka otak komputer sudah ada dalam sebuah gim, Neuralink berharap menjadi perusahaan pertama yang dapat meningkatkan fungsi kognitifnya pada manusia.
Setidaknya dalam empat kali kesempatan sejak 2019, Elon Musk telah memperkirakan bahwa perusahaan perangkat medisnya itu akan segera memulai uji coba implan otak pada manusia pertamanya, untuk menangani kondisi yang sulit disembuhkan seperti kelumpuhan dan kebutaan total.
Namun, perusahaan rintisan yang didirikan pada tahun 2016 ini tidak mendapatkan persetujuan dari pihak regulator AS hingga awal tahun 2022. Bahkan, rekrutmen untuk uji coba medis juga belum dibuka.
kp/ha (AFP, Reuters)