1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sepak BolaIndonesia

Menteri BUMN Erick Thohir Lamar Caketum PSSI

16 Januari 2023

Menteri BUMN Erick Thohir telah mengembalikan berkas pendaftaran bakal calon Ketua Umum PSSI pada Minggu (15/01). Sebelumnya pada Jumat (13/01), La Nyalla Mattalitti juga telah resmi mendaftarkan diri.

https://p.dw.com/p/4MDkf
Menteri BUMN RI Erick Thohir
Foto: Fabio Ferrari/LaPresse/IMAGO

Erick Thohir melakukan manuver tak terduga. Diam-diam Erick Thohir mendaftarkan diri sebagai calon Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) 2023-2027.

Sampai saat ini, Erick sendiri masih memiliki jabatan sebagai Menteri BUMN. Dia menjabat sebagai Menteri BUMN sejak tahun 2019, persis saat Presiden Joko Widodo kembali terpilih dalam gelaran Pemilu 2019.

Sejak saat itu, sosoknya belum pernah digantikan sebagai Menteri BUMN. Masa jabatan Erick sendiri akan berjalan hingga tahun 2024 mendatang.

Menyoal langkahnya maju menjadi Calon Ketua Umum PSSI, Erick mengaku dirinya terpanggil dan punya nyali untuk membenahi carut-marutnya sepakbola Indonesia. Katanya ada yang 'bengkok' di tubuh PSSI dan perlu dia luruskan.

"Sebagai anak bangsa, saya terpanggil untuk mengubah keadaan, membuat yang bengkok menjadi lurus. Yang dibutuhkan PSSI untuk maju hari ini adalah nyali untuk menerobos keterbatasan, dan berani menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan industri sepakbola nasional," kata Erick dalam keterangannya, Minggu (15/1/2023).

Menurut Erick Indonesia butuh nyali untuk bisa bersaing dengan negara lain, untuk bertarung dan menang di gelanggang internasional. Menurutnya, masalah sepakbola Indonesia dari dulu tak pernah berubah adalah pembinaan usia muda yang tak berjalan dengan baik, pengelolaan kompetisi liga yang semrawut, integritas dan fairplay dalam kompetisi, serta industri sepakbola yang tidak profesional.

Bukan sosok baru di dunia sepak bola

Erick Thohir memang bukan sosok baru di dunia sepak bola. Waktu masih jadi pengusaha, Erick diketahui pernah memiliki dan menjadi Presiden Inter Milan, salah satu klub terbesar di benua Eropa.

Dia membenahi manajemen Inter Milan yang sedang terpuruk hingga mendapat investasi dari Suning Holdings Grup asal China. Langkah Erick itu dianggap sebagai sebuah terobosan lantaran sebelumnya klub sepakbola Italia terkesan tertutup untuk investasi asing. Itu sebabnya, manajemen Inter Milan pernah berterima kasih kepadanya. Erick juga punya pengalaman pernah menjadi pemegang saham mayoritas di DC United, klub sepakbola Liga Amerika Serikat.

Di dalam negeri, Erick adalah pemilik Mahaka Sports yang pernah menggelar Piala Presiden 2015 untuk mengisi kekosongan kompetisi setelah PSSI mendapat sanksi dari FIFA.

Ratu Tisha daftar sebagai waketum

Tak lama setelah Erick, datang pula eks Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria yang mengajukan diri sebagai bakal Calon Wakil Ketua Umum PSSI. Ini jadi bukti Tisha memang punya urusan yang belum kelar dengan sepakbola nasional.

Apalagi Tisha juga punya pengalaman di level regional saat jadi Wakil Presiden AFF 2019-2023.

"Mohon doa dan dukungannya. Selayaknya ini menjadi selama kurang lebih 20 tahun saya tekuni. Bagi saya sepakbola itu pengabdian. Mungkin ini momen haru buat saya ketika memutuskan mengabdi dan bekerja di bidang yang saya cintai yaitu sepakbola," ujar Ratu Tisha dalam rilis kepada detikSport.

Erick bakal lawan La Nyalla?

La Nyalla Mahmud Mattalitti juga sebelumnya telah resmi mendaftar sebagai calon Ketua Umum PSSI. Dia menjadi orang pertama yang secara resmi mendaftarkan diri.

La Nyalla tiba di kantor PSSI yang berada di GBK Arena pada Jumat (13/1/2023) siang WIB. Dia menyerahkan formulir resmi pendaftaran calon Ketua Umum PSSI ke sekretariat PSSI.

"Sesuai dengan janji, saya hadir pada saat hari ini tanggal 13 Januari sesudah sholat Jumat. Saya mendaftarkan diri di kantor PSSI untuk mencalonkan sebagai ketua umum PSSI. Alhamdulillah sudah lengkap, kami sudah mendapatkan bukti, semuanya lengkap," kata La Nyalla selepas menyerahkan berkas pencalonan.

La Nyalla bukan orang baru di PSSI. Pria kelahiran 10 Mei 1959 itu terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2015-2019. Namun kemudian PSSI dibekukan Menpora Imam Nahrawi hingga berujung sanksi FIFA.

Kepemimpinan La Nyalla sebagai Ketua Umum PSSI terjadi pada Agustus 2016 lewat KLB. Nama La Nyalla kemudian sempat menjadi kandidat Ketua Umum PSSI pada Kongres 2019, tapi kemudian dimenangi oleh Mochamad Iriawan.

"Saya masih ingat sekali perjuangan PSSI mulai dari 2012-2015, yang mulai dari PSSI asli, anggotanya palsu, kemudian saya membuat KPSI yang organisasinya palsu, tapi anggotanya asli," La Nyalla mengenang masa-masanya dahulu.

"Setelah pertemuan beberapa kali, IPL tetep jalan, ISL tetap jalan, dan Alhamdulillah akhirnya terjadi kongres luar biasa penggabungan antara IPL dengan ISL, dan di situ akhirnya Pak Djohar Arifin sebagai ketua umum dan saya sebagai wakil ketua umum yang membidangi badan timnas."

"Kemudian di tahun 2015 ada kongres luar biasa, dari 107 voters, saya mendapatkan 94 voters dan sisanya 13 voters untuk calon ketum yang ada 9 atau berapa saya lupa, dan pada saat setelah saya dilantik oleh FIFA, pada saat itu saya juga mendapatkan surat pembekuan dari Menpora, pada saat itu sodara Imam Nahrawi," ujarnya.

Nama-nama calon ketua PSSI nantinya akan dipilih melalui Kongres Luar Biasa (KLB). KLB PSSI akan digelar pada 14 Februari 2023. Jadwal ini lebih awal dari rencana PSSI pada 18 Maret karena permintaan FIFA. (gtp/gtp)

Baca artikel selengkapnya di:DetikNews

'Gocekan Maut' Erick Thohir, Lamar Caketum PSSI

La Nyalla Daftar Calon Ketua Umum PSSI

Erick Thohir dan Ratu Tisha Kompak Berjaket Merah, Kode Pimpin PSSI?