Materi Langka Berharga di Tong Sampah
6 Februari 2013Di berbagai rumah tangga di Jerman, tersimpan harta karun. Sekitar 80 juta ponsel yang dianggap ketingalan teknologi, tergeletak terlupakan di laci atau gudang. Demikian pula banyak komputer, monitor, televisi atau barang elektronik lainnya yang disimpan di gudang.
Padahal barang-barang elektronik ini mengandung bahan berharga dan elemen langka : tembaga, emas, perak dan logam yang jarang dikenal seperti Tantalum, Neodimium, Indium dan Itrium. Materi langka ini bila hanya sekali saja dipakai dalam sebuah produk, sebetulnya merupakan penghamburan uang dalam jumlah besar.
Masalahnya, proses daur ulang materi langka (rare earth) dan logam-logam strategis, masih berada di tahap amat dini. "Dengan proses teknik yang sudah dikenal saat ini, dari rongsokan elektronik semacam itu, kita baru dapat memperoleh kembali tembaga dan emas", kata Profesor Kerstin Kuchta peneliti di Perguruan Tinggi Teknik TU Hamburg-Harburg. Dalam satu ton rongsokan ponsel terpendam harta karun sampai 300 gram emas.
Bahan Dasar Lewat Daur Ulang
Bagi daur ulang elemen langka atau "rare earth" sejauh ini masih belum ada proses yang cukup sempurna untuk memanen bahan-bahan tersebut dalam jumlah besar. Masih diperlukan waktu lima sampai 10 tahun, begitu perkiraan Profesor pada TU Hamburg-Haburg Kuchta.
Dikatakannya, "Kesadaran bahwa bahan dasar ini langka dan amat berharga sudah sampai di kalangan industri." Upaya dari para ilmuwan dan pihak ekonomi sudah jauh lebih banyak.
Setiap tahun sekitar 130 ribu ton materi langka diproduksi, seluruhnya di Cina. Pimpinan pasar dunia itu sudah membatasi ekspor dan menaikkan harga jual. Di negara-negara lain juga terdapat materi langka, tapi selama ini belum ditambang.
Di Jerman saja dapat diperoleh 100 sampai 500 ton materi langka "rare earth" melalui proses daur ulang. "Itu jumlah yang kecil, tapi juga agak dapat menenangkan kondisi pasar". Kini ukuran barang-barang elektronik, juga makin kecil dan ringkas, sehingga hanya diperlukan materi langka dalam jumlah kecil, tutur ilmuwan perempuan tersebut.
Logam Berharga Milyaran
Sekitar 200 pakar sampah dari negara berbahasa Jerman melakukan pertemuan selama dua hari mulai Selasa (05/2) di Kamar Dagang dan Industri Hamburg, guna bertukar pengalaman masalah daur ulang barang-barang elektronik.
Selama ini banyak alat elektronik samasekali tidak kembali ke sirkulasi bahan berharga. Dari Jerman saja menurut perkiraan, lebih dari 150 ribu ton peralatan elektro dan elektronik bekas diekspor ke Asia dan Afrika. Padahal logam-logam yang terkandung di dalamnya bernilai milyaran Euro.
Sejauh ini rangsangan bagi konsumen, untuk mengembalikan kembali barang elektronik bekasnya masih kurang. Kemungkinan untuk itu misalnya menerapkan sistem pengembalian barang bekas kepada penjual dengan mendapat imbalan uang dalam jumlah tertentu, yang diatur dengan undang-undang.