Malaysia Merapat ke Cina, AS Gandeng Vietnam
31 Oktober 2016Konstelasi politik seputar konflik di Laut Cina Selatan perlahan bergeser. Menyusul kunjungan Presiden Filipina Rodrigo Duterte ke Cina dua pekan silam, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak kini juga berniat mengambil langkah serupa dengan pemerintah Beijing.
Razak akan melawat ke Cina hari Selasa (1/11) dalam kunjungan selama enam hari. Di sana ia terutama berniat mempererat hubungan dagang, termasuk membahas berbagai "isu internasional dan regional." Tidak jelas apakah Razak juga berniat mengusung pendekatan bilateral seperti yang diusulkan Duterte.
Serupa Filipina, Malaysia beradu klaim dengan Cina seputar wilayah perairan di Laut Cina Selatan, terutama di Kepulauan Spratly. Kendati berulangkali menegaskan tidak akan berkompromi dalam hal kedaulatan, Razak juga menunjukkan sikap non konfrontatif terhadap Cina. Bersama Beijing ia akan menandatangani 10 kesepakatan, termasuk kerjasama di bidang pertahanan.
PM Razak menegaskan ia ingin menyelesaikan konflik di wilayah perairan kaya sumber daya itu secara damai. Menurutnya perdamaian dan stabilitas di kawasan adalah prioritas utama.
Sementara Malaysia menjulurkan tangan ke arah Beijing, hubungan Cina dan FIlipina perlahan mulai membaik. Beijing mengumumkan pihaknya telah mengizinkan nelayan Filipina mencari ikan di perairan di sekitar Gosong Scarborough. Langkah tersebut dinilai sebagai "perkembangan yang perlu disambut," tutur Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana.
Meski begitu Cina tetap menurunkan kapal patroli di sekitar wilayah tersebut. Sebelumnya Jurubicara Kementerian Luar Negeri di Beijing, Hua Chunyin, mengatakan pihaknya telah membuat "kesepakatan yang baik" bersama Duterte terkait Gosong Scarborough. Tidak jelas berapa lama Cina akan mengizinkan nelayan Filipina melaut di perairan Scarborough.
Menanggapi perkembangan di kawasan, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, berupaya menggandeng Vietnam, negara lain yang beradu klaim dengan Cina. Kerry mengatakan kedua negara saling berbagi komitmen yang sama mengenai Laut Cina Selatan. Ia dijadwalkan bertemu dengan Sekretaris Partai Komunis Vietnam, Dinh The Hyunh, Selasa (1/11).
Hyunh sendiri menyebut Kerry sebagai seorang "teman dekat" buat Vietnam. Selain pertahanan, kedua negara juga sedang merampungkan perjanjian perdagangan, Kemitraan Trans Pasifik (TTP).
rzn/yf (ap,rtr)