Makan Sehat sambil Lestarikan Lingkungan
Mengingat skandal kontaminasi daging, juga kekhawatiran tentang perubahan iklim, semakin banyak orang beralih menjadi vegan. Tapi cara lain juga ada. DW mengungkap cara makan yang ramah lingkungan.
Produk Daging
Untuk ikut menjaga kelestarian alam, orang bisa hidup vegan. Sekarang di Jerman mulai banyak dijual produk daging yang berasal dari ternak yang hidup bebas di padang rumput terbuka, dan tidak terus-menerus hanya berada di kandang.
Makanan Vegan
Tahun 70 dan 80-an, makanan vegetaris dan terutama vegan, yang bebas sepenuhnya dari produk hewani seperti telur dan susu, tidak populer di masyarakat. Sekarang, tren berubah. Buku berjudul "Eating Animals" yang ditulis Jonathan Safran Foer tahun 2009 membuat orang memikirkan daging yang dimakan. Restoran vegan semakin bermunculan. Ini sebagaian yang disajikan restoran Pêle-Mêle, di Berlin.
Dampak Karbon dan Air
Menyantap makanan vegan bisa mengurangi penggunaan air dan jejak karbon di seluruh dunia. Organisasi pangan PBB, Food and Agriculture Organization (FAO) memperkirakan, industri daging dunia menyebabkan hampir seperlima emisi gas rumah kaca di dunia yang ikut mengakibatkan perubahan iklim. Menurut ilmuwan, 13.000 - 15.000 liter air diperlukan hanya untuk memproduksi sekilo daging.
Skandal Daging
Skandal sudah pernah terjadi di Eropa. Daging kuda dijual sebagai daging lain. Jadi, sekarang orang Eropa mulai mengurangi makan daging. Tapi bagi yang senang makan daging, konsep "Meine kleine Farm" (peternakan kecil saya) berusaha transparan pada konsumen. Konsep bertujuan memberikan tiap hewan yang dagingnya dijual identitas tertentu. Hewan diberi nomor dan data, kapan lahir dan kapan dijagal.
Tahu Asal Daging
Pada situsnya, peternakan yang berlokasi di Potsdam itu menunjukkan bagaimana hewan peliharaan mereka hidup. Konsumen juga bisa memilih lewat internet, hewan mana yang ingin dijagal berikuntya. Karena hanya dijual di daerah sekitar, proyek "Meine kleine Farm" juga tidak banyak menyebabkan efek gas rumah kaca.
Makanan Regional dari Petani Lokal
Menikmati makanan dari daerah sendiri juga membantu mengurangi efek gas rumah kaca, karena tidak memerlukan transpor jauh. Alisa Smith dan J.B. MacKinnon mengemukakan hal ini dalam buku mereka, "100-mile diet: A year of local eating" (diet 100 mil, makanan lokal selama setahun). Dalam setahun, pasangan itu hanya menyantap makanan dari daerah yang berjarak 100 mil dari rumah mereka.
Pertanian Monokultur Rugikan Alam
Pertanian modern skala besar yang mempraktekkan monokultur misalnya jagung atau kedelai, bisa membuat tanaman tidak tahan hama. Oleh sebab itu petani menggunakan banyak pestisida, dan merusak lingkungan. Sedangkan petani skala besar menanam beberapa jenis tanaman, dan ini membuat tanaman lebih rentan hama dan kuat, bahkan di masa musim kering.
Taman Para Putri di Berlin
Mengembangbiakkan sendiri tanaman pangan bisa dilakukan di kota besar, seperti pada proyek "Prinzessinengarten" (taman para putri) di Berlin. Tanaman dikembangbiakkan dan dijual di kafe, di lokasi itu juga. Petani perkotaan mengatakan, berkebun tingkatkan kesadaran akan lingkungan. Dan karena taman diolah bersama orang lain, mereka jadi punya banyak teman.
Kurangi Sampah Makanan, Hemat Sumbernya
Di Jerman diperkirakan makanan sebanyak 20 juta ton dibuang per tahun. Oleh sebab itu alternatif "food sharing" (membagi makanan) sudah jadi tren ramah lingkungan. Restoran atau toko memyumbangkan makanan yang belum kadaluarsa. "Foodsharing.de" adalah portal internet, di mana orang bisa saling menukar makanan yang tidak bisa dimakan.
Keuntungan Yang Sehat
Banyak pakar diet berpendapat, diet vegetarian dan vegan baik bagi kesehatan orang. Berbagai studi menunjukkan, pengurangan konsumsi daging per hari bisa mengurangi risiko kangker dan sakit jantung, juga diabetes dan obesitas atau kegemukan.