1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Liga Awami Menangkan Pemilu Bangladesh

30 Desember 2008

Partai mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, Liga Awami menang dalam pemilihan umum Bangladesh. Partai BNP yang bersaing meraih kurang dari 10% suara. Ketua BNP tak bersedia menerima.

https://p.dw.com/p/GPH9
Sheikh Hasina, Ketua Liga AwamiFoto: Mustafiz Mamun

Dari lebih 80 juta orang yang berhak memilih di Bangladesh, diperkirakan 70% memberikan suaranya dalam pemilihan yang berlangsung hari Senin. Alexander Lambsdorff, ketua tim pemantau Uni Eropa yang terdiri dari 150 orang sudah berada di lokasi sebelum pemilihan berlangsung. Ia menceritakan bahwa Senin sejak pagi hari, lokasi pemilu sudah penuh orang yang mengantri untuk memberikan suara.

Pemilu Bangladesh bertujuan mengembalikan negara itu ke sistem demokratik dan mengakhiri pemerintahan transisi yang selama dua tahun memerintah. Dalam pemilihan kali ini Aliansi BNP yang dikalahkan jauh oleh Liga Awami menuding adanya kecurangan, meskipun para pengamat menyatakan puas atas proses penghitungan suara.

“Kami juga memantau pada hari berikutnya bagaimana cara kartu suara dihitung, bagaimana penghitungan akhirnya dan bagaimana hasil itu diumumkan, karena masalahnya sering terjadi di sana", begitu ungkap Lambsdorff.

Komisi pemilihan umum Bangladesh menyatakan, Liga Awami berhasil meraih 262 kursi dari 299 kursi yang terdapat dalam parlemen Bangladesh. Pembagian dalam aliansi partai yang dipimpin Liga Awami menunjukan bahwa dari 260-an kursi yang dimenangkan, jumlah suara terbanyak dihasilkan oleh partai itu sendiri. Sedangkan mitra partainya, yakni partai Jatiya, partai Jatiya Samajtantrik Dal dan Partai Buruh masing-masing meraih 27, 3, dan 2 kursi di parlemen.

Saingan terbesar, Partai BNP yang juga beraliansi bersama partai Bangladesh Jamaat-e-Islami dan Partai Jatiya Bangladesh hanya memenangkan 32 kursi. Empat kursi didapatkan kandidat independen, sedangkan partai liberal LDP hanya mampu merebut satu kursi.

Alexander Lambsdorff juga mengingatkan pihak yang kalah untuk turut bertanggung jawab menciptakan demokrasi yang damai: “Setiap pemilihan demokratis akan menghasilkan lebih banyak orang yang kalah daripada pemenang, dan justru mereka yang kalah ini harus mampu menciptakan suasana demokratis dan bersahabat. Oleh karena itu, kami dari awal berharap bahwa bila proses pemilihan ini berjalan dengan baik, maka semua pihak akan menerima hasilnya dan bersikap yang pantas.”

Selama hampir 20 terakhir politik di Bangladesh diwarnai oleh persaingan hebat antara dua mantan perdana menteri yang secara bergantian memerintah : Sheik Hasina, dari blok partai Liga Awami dan Khaleda Zia dari BNP. Akhir 2006, pertikaian para pendukung kedua partai itu menjerumuskan Bangladesh ke dalam kerusuhan berdarah.

Salah seorang pendukung kudeta Mayor Jenderal Munniruzzman menilai negara itu punya peluang baru. "Bangladesh kembali setelah dua tahun situasi darurat di bawah pemerintahan transisi menuju demokrasi. Bagaimana negara ini nanti akan berubah, tergantung pada stabilitas... bukan saja di Bangladesh, melainkan di seluruh kawasan ini." (ek)