Lawan Ekstrim Kanan
27 Februari 2012"Gesicht zeigen" atau "Tunjukkan wajah", begitu bunyi motto yang sangat terkenal dari sebuah prakarsa bernama sama, yang menentang ekstrim kanan. LSM ini beranggota 350 orang dan kebanyakan anak muda. Memang, kaum muda khususnya yang perlu dicegah agar tak mudah terkena rayuan slogan ekstrim kanan dan aksi-aksi menjijikkan Neo-Nazi.
"Kami tidak mengajari soal sejarah," terang Ricarda Disla, "melainkan mengajak para pelajar mengetahui secara realistis, apa yang menyebabkan antisemit."
Mobilisasi kaum muda
Pameran bertajuk "7xjung" di Berlin juga menyasar kaum muda. Lebih dari 2.000 pelajar mengunjungi pameran itu. Kelima proyek yang ditampilkan membangun jembatan antara masa lalu dan masa kini. Misalnya sebuah kamar yang khas milik remaja, dimana semua barang-barang empunya kamar dilemparkan ke dinding, semua perabotan hancur.
Kamar yang mengingatkan pada remaja Yahudi, yang harus mengalami adegan semacam ini 70 tahun silam. Nazi menghancurkan rumahnya, menarik ia keluar dari bawah tempat tidur dan mengeksekusinya. Para remaja yang menyaksikan pameran itu harus menghayati serealistis mungkin brutalitas tersebut.
Protes keras
"Menentang ekstrim kanan adalah kewajiban masyarakat sipil", kata Jörn Menge, pegawai humas yang 10 tahun lalu mendirikan prakarsa "Laut gegen Nazi" atau "Teriakan menentang Nazi". Kini ia mendapat dukungan luas, dari para musisi terkenal Jerman, juga kalangan pengusaha.
Saat ini disiapkan sejumlah aksi internasional menentang rasisme, dengan kegiatan inti pawai menentang kaum radikal kanan di sejumlah kota, antara lain Hamburg dan Dresden.
Aksi lain mendorong kreativitas lewat lomba bertajuk "Buka Mulut Lawan Ekstrim Kanan" digelar oleh yayasan anak dan remaja Jerman. Mereka tidak akan diajari, melainkan aktif mencari sendiri. Mereka merancang iklan tivi dan bioskop yang kemudian diproduksi oleh pekerja media profesional dan diberi penghargaan.
Kualitas tayangan-tayangan tersebut mengejutkan para juri. Ketetapan hati untuk melawan hasutan radikal kanan tampak nyata di dalam karya-karya mereka.
Pelaku jera
Jaringan kerja mencegah kekerasan, "Violence Prevention Network" menawarkan kemungkinan bagi para mantan narapidana radikal kanan untuk kembali ke masyarakat. "Banyak yang saat kanak-kanak mengalami kekerasan, kurang perhatian dan pengakuan sehingga mencederai rasa percaya diri mereka," terang seorang instruktur.
Dalam kelompok kerja, para bekas pelaku mempelajari alternatif cara bersikap dan menyuarakan pendapat. Pertanyaan sederhana seperti "Mengapa Anda memandangnya demikian?" seringkali tak bisa dijawab penganut ideologi kanan.
Tindakan sederhana dengan sukses besar, seperti ditunjukkan sebuah penelitian. Jumlah tahanan yang masuk penjara lagi karena pelanggaran yang sama berkurang 30%, jika para tahanan mengikuti dua sampai 3 pelatihan. Tanpa seminar pendamping, kemungkinan pelaku kejahatan ekstrim kanan dipenjara kembali, mencapai 80%.
Negara menawarkan bantuan dan perlindungan bagi mereka yang ingin keluar dari kelompok ekstrim kanan. Di negara bagian Baden-Württemberg, hampir 400 anggota ekstrim kanan berhasil keluar dari lingkup organisasinya, lewat program semacam itu.
Libatkan tetangga
Tak ada angka pasti berapa jumlah prakarsa menentang ekstrim kanan di Jerman, namun diperkirakan ratusan. Kasus-kasus kecil juga berarti penting.
Di Glinde misalnya, kawasan pinggiran Hamburg, sejumlah warga berusia di atas 50 tahun bergabung untuk melakukan piket di depan sebuah toko yang sebuah toko yang menyediakan busana dan asesoris dengan slogan-slogan ekstrim kanan. Setiap kali piket dimulai, lonceng gereja dibunyikan.
Warga di desa Pößneck di Thüringen bertahun-tahun menentang keinginan seorang pemimpin radikal kanan membeli rumah di akwasan itu, untuk dijadikan tempat pelatihan.
Dana sumbangan
Mayoritas prakarsa menentang ekstrim kanan tidak dapat mengandalkan sumbangan dari dana atau sponsor. Mereka membutuhkan bantuan dana dan untuk itu pemerintah menyediakan sekitar 24 juta Euro per tahun. Tetapi persyaratan untuk menerima bantuan semakin ketat. "Kamis sering menunggu sampai enam bulan, sampai dana keluar untuk mencetak brosur atau selebaran", keluh seorang pengurus.
Namun perubahan mulai tampak. Aksi pembunuhan berantai brutal yang dilakukan sel teror Zwickau membuat kalangan pengusaha lebih sensitif, juga pengusaha yang selama ini tak mau terlibat secara politik. Sementara di kalangan warga tumbuh kesediaan untuk menyumbang.
Semakin banyak warga yang secara terbuka menentang kelompok radikal. Dan di Berlin, pemerintah mengolah kebijakan untuk memberi dukungan lebih besar bagi prakarsa menentang ekstrim kanan.
Wolfgang Dick/ Renata Permadi
Editor: Hendra Pasuhuk