Laboratorium Laut Penjelajah Samudera
Selama 35 tahun kapal penelitian "Sonne" mengarungi samudera. Setelah dibesituakan, kini Jerman membuat kapal baru dengan nama yang sama. "Sonne" kini dilengkapi dengan teknologi teranyar.
Peletakan Lunas
Pada 12 April 2013 silam dimulailah pembangunan kapal penelitian, Sonne II, dengan peletakan lunas. Raksasa laut seharga 124 juta Euro atau sekitar dua trilyun Rupiah itu dibangun oleh Meyer Werft, produsen kapal yang juga aktif membuat kapal feri di Indonesia. Adapun pendahulunya, Sonne I, dibesituakan setelah berdinas selama 36 tahun.
Wadah Teknologi
Cuma setengah tahun kemudian, kapal Sonne II sudah dilepaskan ke laut. Menurut pemerintah Jerman, kapal sepanjang 116 meter dengan lebar 20 meter ini adalah kapal penelitian paling canggih di dunia. Sedikitnya 40 ilmuwan bisa bekerja dan meneliti di atas Sonne II. Pada gambar terlihat Kanselir Jerman, Angela Merkel, saat meresmikan Sonne di pelabuhan Kiel.
Lama dan Baru
Berbeda dengan generasi pertama Sonne yang awalnya dibuat sebagai kapal nelayan, Sonne II sejak awal dikonsep sebagai kapal penelitian. Selain itu kapal ini juga diklaim sangat ramah lingkungan dan memiliki sistem pengelolaan energi yang paling efisien.
Instrumen Ajaib untuk Sains
Sonne II dirancang sedemikian rupa, sehingga mesin kapal tidak menimbulkan getaran atau gelembung udara ketika melaut. Pasalnya kedua faktor tersebut bisa mengganggu instrumen ilmiah yang menjadi ujung tombak penelitian. Selain itu kapal ini juga dilengkapi dengan alat bor laut dalam yang bisa beroperasi hingga kedalaman 2700 meter.
Meneliti Dua Samudera
Penugasan pertama Sonne akan berlangsung di Samudera Hinda dan Pasifik. Di sana para ilmuwan mencoba memahami dampak perubahan iklim dan aktivitas manusia terhadap ekosistem laut. Kapal ini memiliki semua instrumen sains yang diperlukan dalam penelitian kemaritiman.