1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialIndonesia

KSAD: Jangan Undang Penceramah Radikal!

2 Maret 2022

KSAD Jenderal Dudung Abdurachman mengingatkan kepada seluruh pangdam dan danrem untuk tidak salah memilih penceramah saat menggelar acara keagamaan. KSAD juga meminta jajarannya mendukung pemindahan IKN.

https://p.dw.com/p/47r6o
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman menegaskan jangan sampai paham radikal menyusup ke keluarga besar TNI ADFoto: Agung Pambudhy/detikcom

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan soal disiplin nasional, termasuk mengingatkan jajaran TNI-Polri untuk tak mengundang penceramah radikal. Menanggapi arahan Jokowi dalam sambutan di rapim TNI-Polri tersebut, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman mengingatkan kepada seluruh panglima kodam (pangdam) dan komandan korem (danrem) untuk tak salah memilih penceramah saat menggelar acara keagamaan.

"Kami mengingatkan kepada para pangdam, para danrem, jangan sampai salah salah memilih atau mengundang orang penceramah, yang kemudian orang itu sudah terpapar radikalisme," kata Dudung kepada wartawan di sela rapim TNI AD di Mabes AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (02/03).

Dudung menekankan jangan sampai paham radikal menyusup ke keluarga besar TNI AD. "Sehingga jangan sampai pemahaman-pemahaman yang tidak bagus itu nyampe ke keluarga besar kita," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta para komandan di TNI maupun di Polri tak hanya fokus mengurusi hal-hal makro, tetapi juga turut memperhatikan hal-hal yang mikro terkait kesatuan masing-masing.

Urusan mikro yang dimaksud semisal hal-hal yang dibuat oleh anggota keluarga atau pasangan masing-masing personel, salah satunya menggelar acara keagamaan dengan mengundang penceramah radikal. Jokowi mengatakan kegiatan semacam itu harus dikoordinasi kesatuan.

KSAD minta jajaran dukung IKN dan tak bicara sembarangan di grup WA

KSAD Jenderal Dudung Abdurachman juga 'menggarisbawahi' teguran Presiden Joko Widodo soal adanya percakapan di grup WhatsApp (WAG) internal TNI-Polri, yang menolak pemindahan ibu kota negara. Dudung minta para komandan di jajaran TNI AD mendukung pemerintah dan tak berbicara macam-macam perihal rencana pemindahan IKN.

"Ada penekanan khusus kemarin dari Presiden, masalah di WA group yang masih membicarakan IKN. Pada prinsipnya, TNI AD mendukung penuh pemerintah program pemindahan ibu kota di Kalimantan," kata Dudung, Rabu (02/03).

Dudung menegaskan keputusan pemerintah sudah final, sehingga TNI AD turut mempersiapkan diri untuk kepindahan markas ke Kalimantan Timur (Kaltim). "Dan ini sudah final, sehingga apapun nantinya yang akan terjadi proses pemindahan, TNI AD akan mengikuti dan kita juga akan mempersiapkan pindah ke Kalimantan," sambung Dudung.

Dudung akan memerintahkan seluruh komandan satuan di TNI AD agar mendisiplinkan percakapan di grup WA kalangan prajurit. Dia mengingatkan TNI AD harus loyal kepada Presiden, yang merupakan panglima tertinggi.

"Masalah disiplin militer itu di WA group, yang tadi saya sampaikan, nanti akan saya tekankan kepada seluruh komandan satuan di sini. Ya dukunglah pemerintah, jangan ada yang ngomong aneh-aneh. Kalau kita, loyalitas tegak lurus kepada Presiden atau panglima tertinggi kita," pungkas Dudung. (Ed: ha/rap)

 

Baca selengkapnya di: Detik News

KSAD ke Seluruh Pangdam dan Danrem: Jangan Undang Penceramah Radikal!

KSAD Minta Jajaran Dukung IKN dan Tak Bicara Aneh-aneh di Grup WA