Konferensi Internasional di Kairo Cari Solusi Politik Bagi Libya
14 April 2011Kamis sore menjelang malam (14/4) saksi mata melaporkan adanya empat ledakan hebat di tenggara ibukota Libya, Tripoli. Ledakan terjadi di kawasan militer Bab al-Aziziya yang diduga sebagai tempat persembunyian penguasa Libya Muammar Gaddafi saat ini. Rangkaian ledakan tersebut dikatakat terjadi tidak lama setelah pesawat-pesawat tempur NATO terbang di langit ibukota Tripoli.
Sementara itu kelompok pemberontak mengatakan, sedikitnya 23 orang tewas dalam serangan roket pasukan Gaddafi di kota Misrata Kamis pagi (14/4). Jurubicara kubu pemberontak menerangkan, serangan itu sengaja ditargetkan pada warga sipil. Di antara korban tewas terdapat tiga warga Mesir. Kebanyakan korban adalah perempuan dan anak-anak.
Jurubicara pemberontak selanjutnya mengutarakan, warga Misrata terancam aksi pembantaian bila NATO tidak meningkatkan serangannya terhadap pasukan pemerintah. Misrata yang berada di pesisir Laut Tengah itu adalah kota terakhir yang dikuasai pihak pemberontak.
Ban desak pasukan Gaddafi hentikan pendudukan
Dalam pertemuan mengenai Libya di Kairo yang dihadiri wakil dari PBB, Liga Arab dan Uni Afrika, Sekjen PBB Ban Ki Moon mengatakan: „Penduduk Misrata menderita karena sangat kekurangan obat-obatan, air dan pangan. Nasib warga asing dan pengungsi di kota itu juga sangat mengkhawatirkan kami."
Ban kembali mengetengahkan tuntutan PBB untuk penerapan gencatan senjata yang dapat diawasi, dan mendesak agar pasukan Gaddafi mengakhiri pendudukan kota-kota serta melindungi warga sipil dan melaksanakan embargo senjata.
Pemimpin kebijakan luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton menyatakan, rezim Gaddafi kehilangan legitimasi. Ia mengimbau pendukung diktator Libya itu: „Siapa saja yang termasuk dalam rezim ini punya pilihan. Mereka dapat melanjutkan dukungannya untuk melakukan penekanan brutal atau ikut serta dalam perubahan menuju demokrasi."
Liga Arab dukung perubahan ke arah demokrasi
Nada-nada baru Liga Arab mengenai isu ini masih terdengar agak janggal. Misalnya yang diutarakan sekretaris jenderal Amr Moussa hari Kamis (14/4): „KIta semua tahu tentang gerakan-gerakan kebebasan di negara-negara Arab. Hal itu menandai wilayah ini. Dan kami membela kebebasan berpendapat dan demokrasi."
Pertemuan bagi Libya itu digelar di markas besar Liga Arab. Di depan gedung Liga Arab di lapangan Tahrir terjadi bentrokan antara penentang dan pendukung Gaddafi yang saling melemparkan batu. Puluhan demonstran bersenjatakan pentungan terlibat dalam perkelahian. Sejumlah orang luka-luka.
Jürgen Stryjak/Christa Saloh
Editor: Rizki Nugraha