1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialIndonesia

Komnas HAM: Overkapasitas Akibatkan Banyak Jatuh Korban

12 Oktober 2022

Komnas HAM telah melakukan serangkaian penyelidikan atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Hasil dari penyelidikan tersebut kini disampaikan ke publik.

https://p.dw.com/p/4I4l3
Tragedi Kanjuruhan, 3 Oktober 2022
Foto: Juni Kriswanto/AFP/Getty Images

Komnas HAM mengungkap temuan hasil investigasi Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang. Salah satu temuannya adalah faktor overkapasitas yang menjadi pemicu jatuhnya korban.

Awalnya komisioner Komnas HAM Choirul Anam menjelaskan postur Stadion Kanjuruhan hanya cukup untuk kapasitas 38 penonton. Anam mengungkap hal ini dengan menunjukkan gambar postur resmi stadion.

"Ini postur Stadion Kanjuruhan, 38 ribu (penonton). Ini resmi. Ini angka resmi 38 ribu. Ini ukuran pintu dan lain sebagainya ada di sini," kata Anam dalam jumpa pers, Rabu (12/10).

Anam mengatakan hal ini akan didalami. Pasalnya, tiket yang dicetak melebihi kapasitas stadion. Overkapasitas inilah yang menjadi salah satu sebab jatuhnya banyak korban. "Ini juga kami dalami soal tiket yang begitu banyak. Padahal angka resminya 38 ribu stadion sana. Tapi kok ada pencetakan tiket melebihi kapasitas stadion. Karena itu salah satu yang mengakibatkan situasi ini banyak mengalami jatuh korban," jelasnya.

Pintu terbuka

Anam juga meluruskan narasi video viral yang menarasikan pintu tribun tertutup. Dia menegaskan ada pintu kecil yang terbuka. "Kami konfirmasi dari berbagai video, termasuk yang tersebar di media dengan caption tertutup, padahal itu pintunya terbuka, pintu kecil," ujarnya.

Anam juga mengatakan sejumlah suporter yang turun ke lapangan hanya untuk menyemangati pemain Arema FC setelah ditaklukkan Persebaya.

"Dipeluk, pada semangat, jangan menyerah lagi, itu terkonfirmasi. Kami dapatkan informasi demikian," katanya.

Polisi minta jumlah tiket dikurangi, tapi terlanjur dicetak 43 ribu

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan AKBP Ferli, Kapolres Malang saat itu, telah bersurat kepada PT LIB dan Panitia Pelaksana (Panpel) Pertandingan Arema FC vs Persebaya. Dalam suratnya itu, kata Anam, polisi minta jumlah tiket dikurangi.

"Bahwa kapasitas resmi Stadion Kanjuruhan adalah 38.054 penonton, sehingga Kapolres di saat seperti komunikasi tidak bisa berubah dan sebagainya memang membuat surat kepada PT LIB dan kepada Panpel yang itu meminta supaya tiket itu dikurangi. Itu juga kami dapat cukup lengkap komunikasinya, termasuk dokumen resminya, termasuk apa konteksnya itu sampai dimunculkan angka diminta supaya dikurangi," kata Anam dalam jumpa pers, Rabu (12/10).

Namun, Anam menyebut permintaan pengurangan tiket itu akhirnya tidak dipenuhi oleh Panpel. Sebab, kata dia, tiket pertandingan Arema FC vs Persebaya itu telah dicetak sebanyak 43 ribu.

"Ini sudah ada permintaan penurunan, tapi ya itu kondisinya karena sudah dicetak 43 ribu, sudah dipesan 42.516 tiket," ucapnya.

Komnas HAM: Gas air mata jadi penyebab utama

Sebelumnya, Anam menilai penyebab utama terjadinya Tragedi Kanjuruhan adalah penggunaan gas air mata. Menurutnya, tembakan gas air menjadi pemicu penonton panik berhamburan keluar dari stadion hingga menyebabkan 132 korban tewas.

"Kami pertegas ini bahwa kenapa peristiwa Kanjuruhan, tragedi kemanusiaan Kanjuruhan 132 orang meninggal itu, penyebab utamanya adalah gas air mata," kata Anam kepada wartawan, di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (11/10).

Anam mengatakan gas air mata ini membuat banyak korban berjatuhan lantaran ditembakkan ke arah tribun. Gas air mata itu, kata Anam, lantas membuat kepanikan penonton hingga berdesak-desakan keluar dari stadion.

Komnas HAM panggil Direktur PT LIB hingga Dirut Indosiar 

Komnas HAM mengagendakan pemanggilan beberapa pihak terkait Tragedi Kanjuruhan, termasuk Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) hingga Direktur Utama Indosiar, besok (13/10). Komnas HAM berharap seluruh pihak hadir untuk membuat kasus ini menjadi terang.

"Kami mengagendakan untuk melakukan permintaan keterangan terhadap Direktur PT LIB, Dirut Indosiar sebagai broadcaster-nya, ahli hukum olahraga, dan PSSI. Kami rencanakan besok," kata Komisioner Komnas HAM Chairul Anam, saat jumpa pers di gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (12/10).

"Kami berharap semua pihak yang kami rencanakan untuk permintaan keterangan besok bisa bekerja sama dengan kami untuk membuat terangnya peristiwa," lanjutnya.

Anam mengatakan investigasi Komnas HAM terkait Tragedi Kanjuruhan ini untuk perbaikan sepak bola di Indonesia. Jadi tidak ada lagi kejadian serupa dan menelan korban.

"Apa yang kami lakukan dalam konteks ini untuk korban dan untuk perbaikan sepak bola kita sehingga tidak boleh lagi ada korban-korban berikutnya," ujarnya. (ha/)

 

Baca selengkapnya di: Detik News

Komnas HAM Sebut Overkapasitas Kanjuruhan Akibatkan Banyak Jatuh Korban

Komnas HAM: Polisi Minta Jumlah Tiket Dikurangi tapi Telanjur Dicetak 43 RibuKomnas HAM Bakal Panggil Direktur PT LIB hingga Dirut Indosiar Besok