Kilas Balik Antariksa 2014
2014 adalah tahun yang sibuk buat dunia astronomi. Selain wahana Rosetta, Eropa misalnya mencatat sejarah dengan meluncurkan teleskop GAIA. Namun misi antariksa tidak melulu menghasilkan kisah sukses.
Cacah Bintang di Bima Sakti
Tahun ini dimulai dengan gebrakan. Pada 8 Januari, teleskop GAIA mencapai orbitnya yang berjarak 1,5 juta kilometer dari Bumi. Dari sana ia bertugas memetakan Galaksi Bima Sakti dan melakukan sensus terhadap satu miliar bintang. Untuk itu GAIA mendapat waktu lima tahun.
Terbangun 807 Juta Kilometer dari Bumi
Pada 20 Januari, petualangan antariksa terbesar sejagad dimulai: Wahana Rosetta bangun dari tidur panjangnya selama 957 hari. Pada saat itu wahana buatan Eropa tersebut kian mendekat dengan matahari sehingga bisa mengisi ulang bahan bakarnya lewat panel surya. Awal Agustus Rosetta mencapai tujuan akhir dari misinya, yakni komet 67p/Chruyumov Gerasimenko.
Sentinel Menatap Bumi
April silam Eropa meluncurkan satelit Sentinel 1-A. Satelit observasi itu bertugas menyediakan informasi mengenai kondisi geografis Bumi untuk publik umum. Dalam beberapa tahun kedepan, ESA akan meluncurkan lima satelit sejenis, yang masing-masing dilengkapi dengan sensor spesifik untuk merekam perubahan pada permukaan Bumi, entah itu pergeseran lempeng, banjir atau kebakaran hutan.
Bumi Kedua?
Berjarak 490 tahun cahaya dari Bumi, Kepler 186-f adalah planet pertama yang diyakini sanggup menampung kehidupan. Pada 18 April, peneliti AS memublikasikan data yang diambil oleh teleskop luar angkasa, Kepler. Menurut laporan yang dimuat di jurnal ilmiah Science itu, planet ini berada di zona hijau, tempat di mana air berada dalam kondisi cair.
Logistik buat ISS
Pada hari yang sama dengan peluncuran Sentinel 1-A, Badan Antariksa AS, NASA, meluncurkan wahana transporter Dragon milik perusahaan swasta Space-X. Wahana itu adalah satu dari tiga transporter lain milik Space X yang diluncurkan buat mengangkut logistik ke Stasiun Luar Angkasa ISS.
Teleskop Terbesar Sejagad
Sebuah ledakan menandai awal konstruksi teleskop terbesar di dunia, yakni European Extremely Large Telescope. Untuk membuka lahan, pekerja terpaksa meledakkan puncak sebuah bukti di gurun Atacama, Chile. Atacama adalah surga buat observasi luar angkasa lantaran minim hujan dan tidak ada polusi cahaya dari pemukiman penduduk.
Kutukan Galileo
Dengan Galileo, Eropa berambisi menyaingi sistem navigasi global, GPS, milik Amerika Serikat. Namun proyek raksasa itu dirundung awan gelap ketika dua satelit Galileo yang diluncurkan Agustus silam dengan roket Soyuz, mendarat di orbit yang salah. Penyelidikan menguak keteledoran pada proses perakitan roket menjadi biang keladi persoalan. Beruntung ESA berhasil memperbaiki posisi orbit Galileo.
Angsa Tidak Melayang
Cygnus alias angsa dalam bahasa Latin adalah salah satu terobosan baru NASA. Wahana logistik otonom yang dikembangkan NASA untuk sekali pakai itu meledak bersama dengan roket pengangkut, Antares, cuma beberapa detik setelah diluncurkan. Kendati belum terkuak penyebab insiden, NASA telah berencana meluncurkan wahana serupa tahun 2015.
Rosetta Menyapa Chury
Pada 20 Januari Rosetta mengakhiri tidur panjang dan mulai mengisi bahan bakar lewat tenaga surya. Enam bulan kemudian wahana nirawak buatan Eropa itu mengorbit komet 67p/Chruyumov Gerasimenko alias Chury. Di sanalah sejarah tercatat. Wahana pendarat, Philae yang diluncurkan oleh Rosetta menjadi benda pertama buatan manusia yang pernah mendarat di permukaan komet.
Orion Membidik Bulan
Proyek Orion menandai ambisi NASA buat kembali berjejak di bulan atau bahkan planet Mars. Kapsul pengangkut astronot itu sukses diluncurkan pada awal Desember dan kembali dengan selamat. Jika berhasil, Orion akan membawa manusia pertama yang terbang melampaui orbit terdekat Bumi sejak misi Apollo 17, saat NASA terakhir kali menerbangkan astronot buat mendarat di Bulan 1972 silam.
Ambisi Negeri Tirai Bambu
Setelah berhasil mendarat di Bulan dengan wahana nirawak Chang'e 3, dunia astronomi Cina tidak membisu. Oktober silam, negeri tirai bambu itu sukses meluncurkan kapsul Chang'e 5 TI untuk keperluan eskperimen. Jika segalanya berjalan lancar, 2017 nanti Cina akan meluncurkan misi terakhir di Bulan dengan kapsul Chang'e 5 buat mengambil sampel dan kembali ke Bumi,
Cara Murah Mengorbit Mars ala India
India tercatat sebagai satu-satunya negara yang sukses mengorbitkan wahana antariksa di planet Mars pada percobaan pertama. Mangalyaan, nama wahana tersebut, membawa lima instrumen penelitian di tubuhnya. Dengan misi ini, India berhasil membuktikan diri mampu merambah antariksa dengan biaya yang lebih rendah ketimbang NASA atau ESA.
Kebangkitan India
India juga berambisi mengirimkan manusia ke luar angkasa. Pada 18 Desember, negeri di Asia Tengah ini sukses meluncurkan roket LVM3 yang mengangkut kapsul pendaratan astronot di pucuknya, meskipun tanpa manusia. Modul tersebut kemudian mendarat dengan selama di Teluk Bengal beberapa hari kemudian. Misi ini membuktikan India mampu menerbangkan manusia ke luar angkasa.