1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanIndonesia

Kemenkes: Tak Perlu Evaluasi PTM akibat Hepatitis Misterius

12 Mei 2022

Kemenkes menilai evaluasi PTM di tengah kasus hepatitis misterius tak diperlukan. Sekretaris Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menilai pencegahan hepatitis akut bisa dimulai dengan taat prokes.

https://p.dw.com/p/4BAKR
Siti Nadia Tarmizi
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menilai pencegahan hepatitis akut ini bisa dimulai dengan taat protokol kesehatanFoto: Privat

Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut sedang mengkaji potensi PTM di sekolah kembali ke sistem online. Hal ini menyusul bertambahnya kasus diduga hepatitis misterius di Jakarta.

Kemenkes menilai evaluasi PTM di tengah kasus hepatitis misterius ini tak diperlukan. Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menilai pencegahan hepatitis akut ini bisa dimulai dengan taat protokol kesehatan (prokes).

"Nggak (tak perlu evaluasi PTM)" ucap Nadia kepada wartawan, Rabu (11/05).

Nadia menuturkan prokes wajib diterapkan selama PTM. Apalagi, lanjut Nadia, peraturan selama pandemi terkait PTM mewajibkan menjalankan prokes.

"Prinsipnya prokes tetap diterapkan selama PTM karena mencegah hepatitis tetap cuci tangan dan memakai masker. Kan saat PTM kebijakan prokes harus tetap dijalankan di sekolah," ucapnya.

Sebelumnya, Pemprov DKI mencatat ada 21 kasus diduga hepatitis misterius. Wagub Riza menyebut ada sedang mengkaji PTM bisa kembali dilakukan online atau tidak.

"Termasuk PTM ini masih kita pelajari apakah akan kembali ke online, kita akan lihat," katanya.

Riza menyinggung kasus hepatitis akut misterius ini menurut WHO telah ditetapkan menjadi kejadian luar biasa (KLB). Namun, hingga saat ini Jakarta masih menunggu kebijakan dari pemerintah pusat.

"Itu sudah dari WHO sendiri. Nanti Indonesia, Jakarta menunggu kebijakan pemerintah pusat," ungkap Riza. 

Kasus hepatitis misterius anak
Hampir 200 kasus hepatitis misterius pada anak-anak terdeteksi di seluruh dunia

Dugaan hepatitis misterius di DKI: 14 anak-anak, 7 dewasa

Pemprov DKI Jakarta mencatat 21 orang diduga terjangkit hepatitis akut misterius. Terdapat 14 pasien yang merupakan anak usia di bawah 16 tahun.

"Dari 21 kasus, 14 orang termasuk tiga yang meninggal berusia kurang dari 16 tahun," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria kepada wartawan, Kamis (12/05).

Sementara itu, tujuh orang lainnya berusia di atas 16 tahun. Riza menyebut 14 orang lainnya yang berusia di bawah 16 tahun masih dalam proses pemeriksaan hepatitis.

"Belum semua lengkap jenis pemeriksaan hepatitis A-E sehingga semua kasus masih berstatus 'pending classification'," jelas Riza.

"Sedangkan tujuh orang lain berusia 16 tahun lebih, sehingga tidak masuk kriteria WHO sebagai kewaspadaan hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya," sambungnya.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta mencatat 21 kasus diduga terjangkit hepatitis akut misterius. Kini, 21 kasus tersebut sedang dalam proses penyelidikan epidemiologi.

"Seperti yang disampaikan kemarin, data sementara ada 21 kasus yang diduga terkait hepatitis akut. Namun, ini masih dalam proses penyelidikan epidemiologi," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di kantor Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/05).

Riza mengatakan 21 orang itu termasuk tiga orang yang meninggal. Dia berharap tidak ada lagi korban kasus hepatitis tersebut.

Dia menyebut penyakit tersebut tidak hanya menjangkit anak-anak, tapi juga orang dewasa. Riza mewanti-wanti supaya masyarakat tidak abai terhadap protokol kesehatan (prokes) untuk memutus mata rantai penularan.

"Kedua, terkait dengan hepatitis akut ini, kita minta khususnya anak-anak yang mudah terjangkit untuk ditunda dulu bermain di tempat-tempat umum, seperti kolam renang bersama. Kegiatan anak-anak kan suka bermain di tempat-tempat indoor segala macam, termasuk seperti juga kami sampaikan umpamanya menggunakan megang railing, itu kan dipakai orang," jelas Riza.

"Tempat-tempat atau benda-benda yang digunakan bersama itu tolong dihindari, termasuk makan ke tempat makan bersama juga dihindari," sambungnya. (pkp/ha)

 

Baca selengkapnya di: detiknews

Kemenkes Nilai Tak Perlu Evaluasi PTM Usai Muncul Kasus Hepatitis Misterius

Rincian 21 Orang Diduga Hepatitis Misterius di DKI: 14 Anak-anak, 7 Dewasa