Kehadiran Ahmadinejad di Forum Demokrasi Bali Picu Kontroversi
8 November 2012Belum apa-apa, kehadiran Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad pada Forum Demokrasi di Bali (8/11) sudah menuai komentar miring. Ia dituding ingin memanfaatkan forum tersebut untuk membebaskan diri dari isolasi dunia Internasional terkait program nuklirnya.
Tudingan tersebut bukan tanpa alasan, forum yang digagas Indonesia untuk mendorong demokrasi di Asia dan Pasifik lima tahun yang lalu itu dihadiri oleh nama-nama besar di panggung politik Internasional, di antaranya Perdana Menteri Australia Julia Gillard, Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak, Kepala Pemerintahan Afghanistan Hamid Karsai dan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip-Erdogan.
"Sebagian negara ingin memanfaatkan forum ini untuk menunjukkan, mereka juga bagian dari komunitas negara-negara demokrasi," kata Alksius Jemandu dari Universitas Pelita Harapan. Nyatanya Forum Demokrasi di pulau Dewata itu sering dikritik lantaran gagal mencetuskan sumbangan kongkrit bagi demokrasi di Asia. Terlebih, forum itu cuma dipakai sebagai arena perundingan diplomatis antara negara-negara peserta.
"Pertemuan-pertemuan bilateral memang selalu ada dalam forum ini," kata Dewi Fortuna Anwar, Penasehat Senior Wakil Presiden. "Kita tidak bisa bilang Iran terisolasi, terlebih negara ini sedang memegang kepemimpinan di gerakan Non-blok."
Kehadiran Ahmadinejad dirasa penting, terlebih selain soal dmeokrasim, konflik bersenjata di Suriah juga turut masuk ke dalam agenda pembahasan di Bali. Di samping Turki, Iran memainkan peranan penting dalam konflik Suriah.
Harian Turki Hurriyet melaporkan, Ahmadinejad akan melakukan pembicaraan informal dengan PM Recep Tayyip Erdogan di sela-sela forum. Meski tidak diagendakan, keduanya terlihat berbicara serius selama jamuan makan malam di Bali. Krisis Suriah diisukan menjadi pokok pembicaraan utama kedua kepala negara.
Yang pasti, Perdana Menteri Australia, Julia Gillard sejak awal sudah menolak pertemuan dengan Ahmadinejad. Canberra berdalih, jurang perbedaan antara kedua negara terlampau besar soal konflik nuklir. "Kendati upaya diplomatis yang serius, Iran dan Presiden Ahmadinejad terkesan tidak memperdulikan kekhawatiran dunia atas program nuklirnya," kata Gillard di sela-sela forum.
Ahmadinejad sendiri enggan berkomentar banyak soal tekanan dunia internasional. Teheran akan tetap melanjutkan program nuklirnya. Kepada wartawan pada jumpa pers di Bali, Ahmadinejad mengklaim pihaknya akan menerima ajakan perundingan dengan tangan terbuka, asalkan bukan tentang program nuklir Iran.
Afp/rtr/rzn/ml