Ke-29 Penambang di Selandia Baru Dinyatakan Tewas
24 November 2010Ledakan pertama terjadi Jumat lalu (19/11) yang disebabkan oleh gas methan. Gas beracun dan kehawatiran akan ledakan lanjutan, menyebabkan tim penyelamat menghentikan usaha untuk memasuki terowongan tersebut. Walau pun para anggota keluarga penambang memohon para penyelamat untuk menemukan suami dan anak laki-laki mereka yang berusia antara 17 dan 62 tahun itu.
Rabu pagi (24/11) waktu setempat, setelah terjadi ledakan kedua, wakil kepolisian Gary Knowles mengatakan mereka yakin tidak ada korban yang selamat dan mereka semua telah meninggal. Dalam pembicaraan dengan pers, pimpinan tambang Pike River, Peter Whithall, mengatakan, ia sendiri lah yang mengabarkan hal tersebut kepada anggota keluarga korban. "Sangat tidak mudah. Mereka ingin saya memberikan mereka harapan. Mereka ingin diberitahu apa yang kini terjadi. Saya berusaha untuk menyampaikan fakta-fakta yang ada. Apa yang terjadi disana tidak ada hubungannya dengan sikap para penambang. Polisi kini akan menyelidiki lebih lanjut.“
Dua di antara penambang yang terperangkap adalah warga Inggris, dua lagi warga Australia, satu Afrika Selatan, dan 24 lainnya warga Selandia Baru. Anggota keluarga dan teman korban banyak yang tidak menerima kabar tersebut. Mereka menangis dan berteriak menyerukan kemarahan mereka. Dan tidak sedikit yang berharap, bahwa masih ada penambang yang selamat dari ledakan tersebut. Namun, pimpinan tambang Pike River Peter Whithall mengakui, secara realistis tidak akan ada penambang yang selamat setelah terjadi ledakan yang pertama. Perdana Menteri Selandia Baru John Key menyebut kejadian ini sebagai tragedi nasional. "Selandia Baru adalah negara yang kecil. Dimana semua warganya saling menjaga. Jadi kehilangan begitu banyak saudara sekaligus, adalah sebuah pukulan besar bagi kami. Hari ini seluruh Selandia Baru berduka atas kematian mereka. Kami adalah bangsa yang berkabung.”
Pemerintah Selandia Baru berjanji akan melakukan penyelidikan terhadap bencana ini. Saat ini tim penyelamat tetap berada di lokasi bencana dan memonitor kapan kadar gas turun ke tingkat yang mengijinkan mereka untuk mengangkat keluar jenazah para korban. Tambang Pike River adalah fasilitas baru yang pengiriman pertamanya baru dilakukan tahun ini ke India. Lokasi tambang ini berdekatan dengan dua pertambangan Selandia Baru yang mengalami kecelakaan tambang terparah. 65 penambang tewas akibat gas di tambang Brunner di tahun 1896 dan 43 tewas dalam ledakan di tambang Ralph tahun 1943.
Vidi Legowo-Zipperer / rtr / afp
Editor : Hendra Pasuhuk