Kapal Bantuan Asal Libya Berlabuh di Mesir
15 Juli 2010Ketegangan akhirnya berakhir setelah kapten kapal memutuskan untuk berbalik ke Gaza dan menghindari konfrontasi dengan marinir Israel. Sebelumnya kapal bantuan itu dikepung sejumlah kapal perang Israel ketika memasuki perairan Gaza yang diblokade oleh Israel. Angkatan laut Israel memerintahkan kapal berlayar menuju Mesir. Dalam percakapan radio komunikasi Selasa (13/7) petang, dilaporkan tidak ada senjata di dalam kapal barang yang dicarter Libya itu.
Militer Israel melaporkan kapten kapal Amalthea sudah berjanji, jika kerusakan mesin dapat diatasi, kapal barang itu akan diarahkan menuju Mesir. Akan tetapi Yayasan Khaddafi bersikeras, barang bantuan akan tetap diangkut kapal bersangkutan menuju Gaza. Saat ini kapal bantuan tersebut berada pada posisi sekitar 130 kilometer dari kawasan Palestina.
Amalthea yang diberangkatkan dari Yunani, Sabtu (10/07), mengangkut sekitar 2.000 ton bahan pangan dan obat-obatan yang sangat diperlukan warga di Jalur Gaza yang telah tiga tahun diblokade Israel. Menimbang situasinya yang dapat meningkat menjadi ekskalasi kekerasan, pemerintah Israel menawarkan agar kapal ini mendarat di pelabuhan Israel Ashdod dan membongkar muatannya di sana.
Juru bicara pemerintah di Yerusalem, Mark Regev mengatakan, “Kami mengundang awak kapal untuk mendarat di Ashdod. Juga kami menjamin, barang bantuan sipil akan sampai di Gaza. Dan jika mereka tidak menerima tawaran kami, juga terdapat tawaran serupa dari pemerintah Mesir.“
Diduga pihak Libya tidak akan menerima tawaran itu. Yayasan Khaddafi menegaskan, bahan bantuan harus langsung dibongkar di pelabuhan Gaza. Sebaliknya militer Israel juga dipastikan tidak akan mengizinkan kapal barang itu memasuki perairan Gaza. Alasan klasik yang diajukan adalah, mereka mengkhawatirkan kapal tersebut juga menyelundupkan senjata.
Jika perundingan macet dan kapten kapal barang Amalthea tetap beralasan mengalami kerusakan mesin, kemungkinan besar hari Rabu (14/07) serdadu angkatan laut Israel akan memaksa naik ke atas kapal dan mengambil alih kemudi untuk kemudian menarik kapal ke pelabuhan Israel, Ashdod, dan dibongkar muatannya. Karena itulah prosedur baku yang dilakukan terhadap kapal-kapal bantuan lainnya untuk Gaza.
Kritik internasional terhadap tindakan Israel terus menciptakan tekanan berat bagi angkatan lautnya. Sekarang dengan segala cara, angkatan laut Israel tetap melarang kapal barang Amalthea memasuki perairan Gaza. Juga jika dilakukan perampasan kapal dengan kekerasan militer, diupayakan jangan sampai kembali jatuh korban jiwa dalam aksi ini, seperti saat menyerbu armada kapal bantuan internasional Gaza akhir Mei lalu yang menewaskan 9 warga Turki.
Tim Aßmann/Agus Setiawan
Editor: Asril Ridwan