Merkel Menang Debat, Schulz Kalah Terhormat
4 September 2017Banyak pengamat sebelum duel TV ini mengatakan, kemungkinan besar inilah peluang terakhir Martin Schulz untuk menyerang posisi Angela Merkel dan memperbesar peluangnya dalam pemilu nasional 24 September nanti. Schulz memang kelihatan lebih ofensiv dan berusaha memojokkan Merkel, namun tidak berhasil menggoyahkan popularitas sang Kanselir di mata pemilih.
Berbagai jajak pendapat yang langsung dilakukan selama debat 90 menit itu menunjukkan, Merkel tetap menang jauh di atas penantangnya dari kubu Sosialdemokrat SPD.
"Merkel tampak penuh percaya diri, Schulz hampir tidak bisa melakukan serangan, dia berjuang secara terhormat. Tapi menjadi terhormat saja tidak akan cukup untuk menjadi kanselir," tulis harian Sueddeutsche Zeitung dalam tajuknya.
Memang sekitar 30 persen pemilih menyatakan belum menetapkan pilihannya. Mereka inilah yang menjadi target utama Martin Schulz. Tapi popularitas Merkel masih sekitar 20 poin di atas Schulz. Dan waktu yang tersisa tidak banyak lagi.
Schulz berusaha menyerang Merkel pada isu pengungsi dan imigran. Dia menuduh Merkel gagal mengkoordinasikan rencana penanggulangan arus pengungsi dengan tetangga Uni Eropa, ketika tahun 2015 mengizinkan pengungsi masuk ke Jerman.
Tapi Angela Merkel seperti biasanya tampak tenang dan meyakinkan: "Dalam kehidupan seorang kanselir, ada saat-saat ketika Anda harus membuat keputusan cepat," tukasnya.
Schulz mencoba lagi pada isu Turki dan menyatakan, jika dia menjadi kanselir, dia akan mengakhiri konsultasi dengan Turki soal keanggotaan di Uni Eropa. Merkel dengan cepat menanggapi, dia memang tidak pernah menyetujui bahwa Turki akan bergabung dengan Uni Eropa, karena perbedaan pandangan dan mentalitas yang terlalu jauh.
Merkel menambahkan, dia tentu saja bersama dengan rekan-rekan dari UE lain, akan mempertimbangkan, apakah "kita bisa mengakhiri perundingan keanggotaan ini."
Saat ini hubungan Jerman dan Turki mendingin, apalagi aparat keamanan Turki belakangan menangkapi warga Jerman yang sedang berlibur ke Turki dengan alasan, mereka mendukung kelompok oposisi yang telah mencoba melakukan kudeta.
Sekalipun berkutat selama 90 menit, kalangan pengamat menyatakan, tidak ada kontroversi yang sungguh-sungguh antara kedua kandidat. Apalagi format duel TV itu memang ditetapkan sedemikian, sehingga tidak ada perdebatan langsung antara kedua kandidat. Merkel dan Schulz menghadapi pertanyaan dari empat moderator Jerman yang berasal dari empat stasiun TV terbesar.
Jajak pendapat menyusul debat itu rata-rata menunjukkan kemenangan yang jelas bagi Merkel. Stasiun siaran ARD menyatakan, 55 persen pemirsa menganggap Merkel tampil lebih meyakinkan, sementara hanya 35 persen yang menyatakan Schulz tampil lebih meyakinkan.
Survei stasiun siaran ZDF menunjukkan persaingan yang lebih ketat, dengan Merkel 32 persen dan penantangnya Schulz 29 persen.
Merkel "tampaknya lebih kompeten daripada dalam duel-duel sebelumnya. Dia tidak brilyan, tapi meyakinkan, Schulz lebih kaku dan tegang, seperti Merkel dalam duel-duel sebelumnya," tulis Süddeutsche Zeitung.
Anggota partai CDU Julia Kloeckner menulis di akun Twitternya: "Angela Merkel: Negarawan. Schulz: kandidat pemilu."
Tapi Martin Schulz mendapat pujian dari kalangan partainya, SPD, karena penampilannya yang ofensiv dan bersemangat.
Manuela Schwesig, Perdana Menteri negara bagian Mecklenburg-Vorpommern mengatakan: "Martin Schulz telah menunjukkan bahwa dia bisa menjadi kanselir."
Bagi Merkel, duel TV sudah tidak asing lagi. Dalam tiga pemilu sebelumnya, dia juga berduel dengan kandidat utama SPD pada pemilu-pemilu sebelumnya. Dan Merkel kemudian memenangkan pemilu. Sekalipun selama duel TV, dia dianggap kalah dari lawan debatnya. Inilah pertama kali, jajak pendapat setelah duel TV memenangkan Merkel.
hp/vlz (dpa, afp, rtr)