Kaleidoskop Internet 2014
31 Desember 2014Sebuah lagu pop bisa membuat rezim Iran ketakutan, atau aktivitas di sosial media facebook membuat penguasa Turki ketar-ketir. Kekuatan jejaring internet dengan beragam platform komunikasi, sosial media dan mesin pencari serta fitur layanan lainnya bisa mengubah struktur global. Jangan dilupakan, kekuatan itu juga dibarengi kelemahan, karena bisa disalahgunakan untuk propaganda teror, aksi peretasan hinnga perang siber yang bisa berdampak mematikan jutaan orang. Inilah kaleidoskop kegiatan di jejaring virtual pada tahun 2014.
Happy kuasai Youtube
Pharrell Williams dengan video hitsnya "Happy" memicu gelombang baru dalam musik pop dan juga politik. Lagunya dikopi dan dijadikan parodi dimana-mana. Ratusan juta orang mengklik video atau mengunduh lagunya serta ikut berdansa bahagia bersama lagunya. Tapi rezim Mullah di Iran tidak happy, dan melarang pemutaran lagu serta tayang videonya. Kebahagiaan bagi banyak orang ternyata siksaan bagi segelintir diktatur.
Twitter : Hashtags Tahun Ini
Twitter: pesannya pendek hanya 140 karakter tapi punya pengaruh besar. Platform Microblogging ini mampu menggugah minat pada beragam peristiwa akbar di dunia. Di bawah hashtag #Worldcup dan #GermanyWins, lebih 672 juta kicauan dikirimkan selama digelarnya kejuaraan sepakbola Piala Dunia 2014 di Brazil. Aksi hashtags terbesar tahun 2014 adalah #bringbackourgirls, untuk memprotes aksi penculikan 200 murid perempuan di Nigeria oleh milisi islamis Boko Haram.
Ice Bucket Challenge viral via Sosmed
Untuk menarik perhatian pada penyakit saraf yang belum ada obatnya ALS. digelar kampanye sumbangan via jejaring virtual. Caranya, seorang penantang menyiramkan seember air es daribatas kepalanya, dan menantang yang lain untuk ikut serta. Jika menolak, yang ditantang harus membayar 100 US Dolar ke yayasan ALS. Pesertanya banyak dari kalangan selebriti, olahrawgaman terkemuka dan tokoh terkenal. Walaupun menerima tantangan, mereka juga tetap menyumbang. Yayasan ALS dengan aksi tersebut tahun 2014 berhasil mengumpulkan sumbangan senilai 41 juta US Dolar.
Korea Utara retas Sony
Yang juga mengejutkan di tahun 2014 adalah sukses kelompok hacker yang menamakan dirinya Guardians of Peace meretas Sony Pictures gara-gara rencana tayang perdana film The Interview, sebuah parodi tentang rencana fiktif CIA membunuh pimpinan Korea Utara, Kim Jong Un. Peretas berhasil membajak data penting dan sensitif dalam jumlah besar. The Interview tetap ditayangkan perdana hari Natal, setelah sebelumnya rencana dinyatakan dibatalkan. Banyak kalangan menilai perang siber kini sudah menjadi realitas keseharian.
Pemain Besar tetap Berjaya
Sepanjang tahun 2014 persaingan di pasar internet juga semakin seru. Sejumlah pemain baru berusaha mematahkan dominasi pemain besar. Threema berusaha menjadi pesaing WhatsApp, qwant juga mencoba mendesak dominasi google sementara platform sosial media Ello terseok-seok berupaya mendesak dominasi facebook.
Aktivitas netizen melepas tahun 2014 dan memasuki tahun 2015 dipastikan tidak akan kendor. Tantangan baru akan terus bermunculan. Pemain pasar yang sudah mapan juga harus tetap berupaya mempertahankan dominasinya. Dan jangan dilupakan, aksi hacker baik itu kelompok peretas amatir maupun yang dikelola negara, sekelas NSA atau pasukan siber dari Cina, Rusia dan Korea Utara masih akan melancarkan aksinya.