Jokowi Peringatkan Trump Soal Proteksionisme
4 Juli 2017Pemerintah Indonesia berharap mendapat aliran dana investasi tambahan senilai 10 milyar Dollar AS dalam dua tahun ke depan menyusul meningkatnya peringkat kredit Indonesia versi Standard & Poor's. Untuk itu Presiden Joko Widodo Agustus silam memperlonggar batasan kepemilikan asing di sejumlah sektor industri.
Peringkat kredit Indonesia berada di level tertinggi pada tiga lembaga pemeringkat kredit dunia untuk pertama kali sejak 20 tahun terakhir setelah S&P menaikkan peringkat Indonesia dari BBB- menjadi BB+. Peringkat tersebut sebelumnya sudah diberikan oleh lembaga pemeringkat lain seperti Fitch dan Moody's.
Peningkatan tersebut dianggap "sangat penting" lantaran berpotensi memicu aliran dana investasi dan mengurangi beban kredit pemerintah. Presiden Joko Widodo meyakini investasi asing pertama akan menyasar pasar saham. "Setelahnya perusahaan di sini akan menggunakan modal tersebut untuk berinvestasi di sektor riil, infrastruktur, pabrik-pabrik."
Selama ini Indonesia dinilai masih kalah bersaing dengan Vietnam dalam menjaring modal asing. Berbagai perushaan internasional mengeluhkan kesulitan menembus pasar domestik menyusul ketatnya regulasi pemerintah. "Kami akan mengkaji ulang daftar hitam investasi di sejumlah sektor pada Agustus," ujar Jokowi merujuk pada sektor-sektor yang masih tertutup untuk pemodal asing.
Perdagangan juga menjadi fokus utama kunjungan Presiden Joko Widodo ke KTT G20 di Hamburg, Jerman. Jokowi antara lain dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump. Gedung Putih baru-baru ini menempatkan Indonesia dalam daftar 16 negara yang masih memiliki surplus perdagangan dengan AS.
"Dalam perdagangan global, kembali ke proteksionisme bisa memicu perang perdagangan yang harus dihindari," kata Jokowi merujuk pada kebijakan perdagangan merica First yang diusung Presiden Trump untuk melindungi perusahaan nasional dalam persaingan internasional. "Perekonomian yang terbuka sangat penting buat kami," imbuhnya.
rzn/hp (rtr,ap)