Tim Sepak Bola Jerman Dukung Hak Buruh Migran Stadion Qatar
26 Maret 2021Tim sepak bola Jerman menunjukkan dukungan mereka bagi para buruh migran yang membangun stadion Piala Dunia 2022 di Qatar . Aksi ini didukung oleh pelatih tim nasional Jerman Joachim Loew yang mengatakan timnya membela hak asasi manusia "di mana pun lokasinya."
Sebelum dimulainya pertandingan pada pembukaan kualifikasi Grup J melawan Islandia di Duisburg, Jerman, pada Kamis (25/03) tim Jerman berbaris dengan mengenakan kaus bertuliskan HUMAN RIGHTS atau hak asasi manusia.
Sehari sebelumnya yakni pada Rabu (24/03), tim Norwegia melakukan protes serupa jelang pertandingan di Gibraltar dengan para pemainnya mengenakan kaus bertuliskan: "Hak Asasi Manusia, di dalam dan di luar lapangan".
Inisiatif tersebut muncul setelah surat kabar Inggris The Guardian melaporkan bahwa setidaknya 6.500 pekerja migran telah meninggal di Qatar sejak negara tersebut memenangkan hak untuk menggelar Piala Dunia 2022 pada 10 tahun lalu.
Joachim Loew, mengatakan bahwa aksi ini adalah hal yang sangat baik dan penting. Loew menambahkan dia tahu tentang rencana itu tetapi bukan dia yang menyarankannya.
"Ini hanya sinyal pertama dari tim bahwa kami membela hak asasi manusia, di mana pun di dunia ini, bahwa ini adalah nilai kami," ujar Loew.
Juru bicara Supreme Committee for Delivery & Legacy (SC) yang merupakan penyelenggara Piala Dunia Qatar, pada hari Kamis mengatakan bahwa mereka "selalu transparan mengenai kesehatan dan keselamatan para pekerja."
"Sejak konstruksi dimulai tahun 2014, ada tiga kasus kematian yang berkaitan dengan pekerjaan dan 35 kematian yang tidak terkait pekerjaan," tambah juru bicara tersebut.
"SC telah menyelidiki tiap kasus, mengambil pelajaran untuk menghindari terulangnya kasus yang sama di masa mendatang. SC telah mengungkapkan setiap insiden lewat pernyataan publik dan atau Laporan Perkembangan Tahunan tentang Kesejahteraan Pekerja."
Tidak ada sanksi dari FIFA
Menyusul aksi oleh tim Norwegia dan Jerman, Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) mengatakan tidak ada tindakan yang akan diambil terhadap para pemain.
"FIFA percaya pada kebebasan berbicara, dan pada kekuatan sepak bola sebagai kekuatan untuk kebaikan," kata FIFA, Jumat (26/03). "Tidak ada tindakan disipliner oleh FIFA sehubungan dengan masalah ini."
Di masa lalu, FIFA tidak mentoleransi ekspresi politik yang dilakukan pada pertandingan. Tetapi organisasi itu mulai melunak belakangan ini dan membiarkan para pemain untuk berlutut dalam memprotes diskriminasi dan ketidakadilan rasial.
"Kami membicarakannya di tim. Ada Piala Dunia di hadapan kami dan ada banyak diskusi tentang itu. Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa kami tidak mengabaikannya. Bahwa kami memperjelas kondisi apa yang seharusnya ada," ujar gelandang Jerman, Leon Goretzka, mengatakan kepada televisi Jerman, RTL TV.
ae/vlz (Reuters, dpa)